Cara Unik Warga Bantul Atasi Persoalan Sampah

Konten Media Partner
25 Mei 2022 15:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suratno, Ketua Bank Sampah Gerbang Pilah. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Suratno, Ketua Bank Sampah Gerbang Pilah. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Apa yang dilakukan warga Dusun Siten, Kalurahan Sumbermulyo Kapanewon, Bambanglipuro Bantul ini memang patut dicontoh. Mereka mampu mengatasi persoalan sampah, bahkan mampu mengubah plastik menjadi bahan bakar mirip minyak tanah.
ADVERTISEMENT
Melalui Bank Sampah Gerbang Pilah, mereka berhasil mengatasi persoalan sampah terutama sampah plastik. Sampah-sampah yang masih laku dijual mereka kumpulkan untuk dijual sementara plastik yang tak bisa dijual mereka ubah menjadi bahan bakar mirip minyak tanah.
Suratno, lelaki yang menjabat sebagai ketua Bank Sampah Gerbang Pilah ini mengatakan sudah 4 tahun ini Bank Sampah Gerbang Pilah berdiri. 400 keluarga dari Dusun Siten dan Kanutan menjadi nasabah mereka. Sampah-sampah anorganik dari dua dusun tersebut mereka tampung.
"Sampah yang laku dijual kami jual. Nah kalau kantong plastik kan tidak ada yang mau membeli. Ya kami ubah jadi minyak tanah," kata dia Rabu (25/5/2022)
Suratno mengaku sudah hampir 3 tahun ini mereka mampu mengubah sampah plastik yang tidak memiliki nilai ekonomi mereka ubah menjadi minyak tanah. Selain mampu mencukupi bahan bakar pengelola Bank Sampah Gerbang Pilah, upaya mereka mengubah plastik menjadi minyak tanah mampu menjadi solusi persoalan sampah tanpa tersisa.
ADVERTISEMENT
Suratno mengatakan, prinsip alat tersebut sebenarnya mirip dengan penyulingan. Di mana sampah-sampah plastik yang tidak memiliki nilai ekonomi atau tidak laku untuk dijual mereka masukkan ke dalam tabung yang kemudian dipanaskan hingga 400 derajat celcius.
"Prinsipnya itu plastik dipanaskan dalam suhu tinggi. Uap disalurkan dan ditampung kemudian ada proses pendinginan dan terjadi pengembunan," terang dia.
Proses penyulingan sendiri bisa terjadi di mana ketika suhu sudah mencapai 200 derajat minyak tanah mulai menetes sedikit demi sedikit dari alat yang mereka miliki. Perbandingannya 60-80 : 1 kg atau 1 kilogram plastik mampu menghasilkan minyak tanah 0,6 sampai 0,8 liter.
Namun berapa banyak minyak tanah yang dihasilkan, tergantung jenis plastik yang diproses. Jenis plastik yang paling baik diubah menjadi minyak tanah adalah plastik transparan karena mampu menghasilkan minyak tanah hingga 80%.
ADVERTISEMENT
"Yang paling jelek adalah plastik bungkus mie instan yang warna warni itu. karena hanya 60% persen atau 0,6 liter untuk setiap 1 kilogramnya,"terangnya.
Satu kali poses penyulingan sendiri berlangsujg sekitar 5 jam sampai gas elpiji 3 kilogram habis. Dengan tabung yang memiliki kapasitas 20 kg, maka sekali proses Bank Sampah ini mampu menghasilkan minyak tanah 10 liter.
Karena keterbatasan persediaan plastik tak laku jual maka ia hanya memproses plastik menjadi minyak tanah hanya 2 kali seminggu. Minyak tanah yang mereka produksi masih sedikit, baru digunakan untuk 15 orang pengelola Bank Sampah.
"Pembuatan minyak tanah ini tergantung pasokan plastik," ungkap dia.
Karena sampah-sampah plastik yang tidak laku dijual masih sangat minim. Bahkan dirinya masih sering mengambil dari Kalurahan lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.
ADVERTISEMENT
Omzet Bank Sampah Gerbang Pilah kini rata-rata mencapai Rp 5 juta perbulan. Di mana Plastik lebih tebal seperti ember dan juga kardus mereka jual. Sementara Kantong plastik yang tidak laku mereka kumpulkan sampai jumlah tertentu baru mereka ubah jadi minyak tanah.