Cegah Tsunami, DPR RI Minta Penanaman Cemara di Kulon Progo Dipercepat

Konten Media Partner
3 April 2019 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
DPR RI mendorong agar sabuk hijau yang berfungsi sebagai pelindung alami bandara baru di Kulonprogo, New Yogyakarta International Airport (NYIA) segera terealisasi. Sebab, sabuk hijau tersebut merupakan pelindung bangunan bandara baru dari ancaman bencana tsunami.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Sukartono saat mengunjungi lokasi proyek pembangunan bandara baru di Kulonprogo, Selasa (2/4/2019) malam menuturkan, di Kulonprogo sejatinya merupakan lokasi rawan bencana gempa dan tsunami. Sebab, di wilayah Kulonprogo terdapat lempeng megatrus yang bisa berpotensi menimbulkan gempa dan tsunami.
Oleh karena itu, ia sengaja berkunjung ke lokasi bandara baru tersebut untuk memastikan kesiapan bandara ini menghadapi kemungkinan bencana tersebut. Karena ia tidak ingin nanti keselamatan penumpang dan semua aktivitas bandara terancam akan bencana yang bisa terjadi tiba-tiba.
"Bandara ini diproyeksikan sehari ada 30.000 penumpang atau dalam setahun bisa mencapai 14 juta orang penumpang. Dan kita tidak ingin mereka jadi korban nantinya. Oleh karena itu, kesiapan untuk keselamatan harus diprioritaskan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pantauan tersebut, ia memastikan ternyata pihak pelaksana proyek sudah melakukan antisipasi dengan baik. Dari sisi bangunan, semuanya sudah diperhitungkan dengan dengan matang termasuk peralatan vital juga diletakkan di lokasi yang aman. Seperti jenset dan juga penumpang ketika tiba langsung ke lantai dua di mana lantai dua ini tingginya mencapai 15 meter, artinya sudah aman dari ancaman tsunami.
Di daerah ini, berdasarkan perhitungan dari para ahli ancaman gempa bumi paling besar adalah 8,5 Scala Richter dan tsunami paling tinggi 14 meter. Sehingga dengan mitigasi di lantai dua tersebut sudah memperhatikan keselamatan. Namun saat ini yang belum dilakukan adalah penanaman pohon cemara udang di sisi luar selatan bandara yang berbatasan langsung dengan pantai.
ADVERTISEMENT
"Bandara ini runwaynya sangat dekat hanya 400 meter dari bibir pantai. Makanya, kami mendorong agar penanaman cemara udang segera dilakukan. Terutama sebelum bandara ini beroperasi,"katanya.
Ia menandaskan faktor keamanan dan keselamatan memang harus diprioritaskan terlebih dahulu dibanding mengejar target operasional bandara. Ia berharap agar sebelum beroperasi, sisi keamanan dan keselamatan harus diselesaikan terlebih dahulu.
Juru bicara proyek bandara NYIA, Agus Pandu Purnama mengatakan dalam membangun dan melaksanakan penerbangan, ada beberapa unsur yang harus diperhatikan. Layanan, keamanan dan keselamatan menjadi prioritas yang tidak bisa ditinggalkan.
"Dari sisi layanan, keamanan dan keselamatan di dalam bandara sudah kita perhatikan. Ya tinggal yang itu (penanaman pohon cemara udang di sisi luar selatan bandara),"ujarnya.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, saat ini upaya penanaman pohon cemara udang belum bisa dilaksakanan di sisi selatan bandara. Sebab, sampai saat ini masih banyak bangunan baik penginapan, warung ataupun juga tambak udang. Sebab, sampai saat ini para pelaku usaha di sisi selatan bandara baru masih melakukan penolakan. (erl/nny)