Demi Greenbelt Tsunami, Petambak Udang Akan Dipindah

Konten Media Partner
24 Juli 2019 19:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tambak Udang di dekat Yogyakarta International Airport (YIA). Foto: erl.
zoom-in-whitePerbesar
Tambak Udang di dekat Yogyakarta International Airport (YIA). Foto: erl.
ADVERTISEMENT
Para petambak udang yang tergabung dalam Paguyuban Gali Tanjang (Glagah, Palihan, Sindutan dan Jangkaran) mempertanyakan nasib mereka setelah ada rencana pengembangan Green belt sabuk hijau untuk melindungi Yogyakarta International Airport (YIA) dari terjangan tsunami.
ADVERTISEMENT
Mereka menanyakan keberlangsungan hidup dari petambak udang usai perintah pengosongan lahan tambak dengan batas maksimal waktu hingga bulan Oktober mendatang. Para petambak mengaku tidak memiliki dana untuk menyewa lahan jika harus merelokasi Tambak mereka secara mandiri.
Dalam audiensi yang dilaksanakan di ruang Binangun 4, Rabu (24/7/2019) yang dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintah Kabupaten Kulon Progo para petambak udang mengungkapkan keresahan mereka. Mereka ingin kejelasan apa yang dilakukan oleh pemerintah usai tambak udang mereka ditutup.
Ketua paguyuban Gali Tanjang, Agung Supriyanto, mengatakan pihaknya hanya menginginkan keterbukaan soal informasi pengembangan kawasan Green belt dengan penanaman cemara udang dan beberapa tanaman yang lain. Para petambak udang Berharap ada kerjasama antara pemerintah dengan para petambak terkait dengan kawasan Green belt tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin semuanya terbuka ada beberapa ruang tersisa untuk greenbelt yang bisa kami manfaatkan untuk budidaya tambak," katanya.
Kendati demikian belum ada jawaban pasti dari pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Karena pemerintah hanya menyebutkan bila pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh para petambak hanya akan ditampung sementara. Ada tanggapan yang sifatnya solutif kepada para petambak.
Asisten 2 Sekda Kulonprogo Bambang Tri Budi Harsono mengungkapkan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo akan memindahkan lokasi tambak udang yang ada di selatan bandara YIA. Rencana awal para petambak udang tersebut akan direlokasi di Pakualam Ground.
"Semula hanya membutuhkan lahan sekitar 30 hektar namun akhirnya berubah menjadi 116 hektar guna menampung petambak di selatan YIA,"ujarnya.
Bencana tersebut sebenarnya telah masuk dalam review rencana tata ruang RTRW Kabupaten Kulon Progo. Dan saat ini rencana tersebut Tengah diusulkan ke pemerintah pusat serta menunggu hasil rekomendasi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya pemindahan ini diperlukan karena petambak sudah tidak mungkin beroperasi lagi di selatan bandara YIA. Sementara untuk kegiatan usaha baik itu tambak udang, pariwisata, industri hingga perdagangan sudah ditentukan yakni masuk dalam kawasan budidaya. (erl/adn)