Diancam Dilaporkan ke Polisi, Sultan HB X: Enggak Tahu Aku

Konten Media Partner
6 Oktober 2021 19:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Foto: Tugu Jogja.
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Foto: Tugu Jogja.
ADVERTISEMENT
Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur DIY, menanggapi santai atas ancaman Natalius Pigai yang akan melaporkannya ke pihak kepolisian atas tuduhan rasisme. Sebelumnya Natalius mengancam bakal melaporkan sejumlah tokoh nasional ke pihak kepolisian terkait tindakan rasisme ke warga Papua.
ADVERTISEMENT
Pigai melaporkan Sultan HB X bersama dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dan mantan Kepala BIN Jenderal (Purn) AM Hendropriyono atas tuduhan yang sama.
"Hubungannya apa, enggak tahu aku. Ora ngerti (tidak tahu) aku," kata Sultan HB X.
Sultan HB X mengaku tak ingin berkomentar banyak karena tak mengetahui duduk perkara atas tuduhan yang dilayangkan Pigai padanya. Ia juga menghimbau bagi masyarakat untuk tidak panik dan merespon hal tetsebut.
"Aku enggak tahu masalahnya. Ya biarin saja (tak perlu direspons)," imbuhnya.
Ancaman Natalius Pigai itu diucapkan saat menanggapi laporan Kelompok Barisan Relawan Nusantara (BaraNusa) atas kasus dugaan rasisme terhadapnya. Natalius dianggap melakukan tindakan rasisme atas cuitannya di akun twitter @nataliuspigai2.
ADVERTISEMENT
Ia menuliskan "Jangan percaya org Jawa Tengah Jokowi & Ganjar. Mrk merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak2 harga diri bangsa Papua dgn kata2 rendahan Rasis, monyet & sampah. Kami bukan rendahan. kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Saya Penentang Ketidakadilan)," tulisnya Jumat (1/10) lalu.
Menurut Natalius unggahannya di sosial medianya tidak bermaksud merendahkan masyarakat Jawa ataupun kesukuan.
"Saya katakan Orang Jawa Tengah Jokowi, Ganjar. Mana Rasis? Rasis itu suku. Jawa Tengah itu nama Provinsi, Wilayah Administratif, bukan suku. Yang tinggal di Provinsi Jawa Tengah itu hampir semua suku termasuk Papua, Bali, Sumatera dan lain-lain. Sehingga tidak bisa katakan suku," terang Natalius. (Syiva PBA)