Dilanda Kekeringan, Ternyata Potensi Air di Gunungkidul Baik

Konten Media Partner
4 November 2019 15:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seremonial penyaluran air bersih di Kecamatan Rongkop, Minggu (4/11). foto: Dion
zoom-in-whitePerbesar
Seremonial penyaluran air bersih di Kecamatan Rongkop, Minggu (4/11). foto: Dion
ADVERTISEMENT
Kekeringan yang melanda Gunungkidul beberapa waktu terakhir membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih. Uluran tangan pun diperlukan untuk menyuplai air bersih di Kabupaten ini. Siapa sangka jika sebenarnya Gunungkidul memiliki potensi air yang baik.
ADVERTISEMENT
Komandan Satgas Bkati Sosial Bantuan Air Bersih Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) Gabungan se-Yogyakarta, Antok Kusadrianto, memaparkan bukti bahwa sebetulnya daerah Gunungkidul memiliki potensi air yang baik dibandingkan dengan daerah lainnya di Yogyakarta. Itu artinya potensi air yang besar tersebut belum sepenuhnya terjamah. Potensi ar tersebut tampak dari banyaknya sungai bawah tanah dan tentunya masih banyak mata airnya. 
"Sebenarnya Gunung Kidul mempunyai potensi air yang lebih baik ketimbang daerah lain di DIY. Jika dibandingkan dengan Kota Yogyakarta, sungai di sini lebih banyak, terutama sungai bawah tanahnya. Artinya ada mata air yang dapat dimanfaatkan," kata Antok Kusadrianto, Minggu (3/11).
Dalam seremonial penyaluran air bersih kepada lima desa di Kecamatan Rongkop dan Girisubo di Gunung Kidul itu, Antok berpendapat bahwa diperlukan ilmu khusus untuk mengambil air dari sumbernya agar dapat dimanfaatkan masyarakat secara luas. Sebagaimana diketahui masyarakat Gunungkid, Rongkop dan Girisubo termasuk dalam dua kecamatan yang terkena dampak kelangkaan air bersih akibat kemarau panjang tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Saya mengimbau kepada masyarakat yang menemukan atau menduga ada sumber mata air di titik tertentu untuk melaporkan kepada kami untuk dilakukan pengeboran. Kita meyakini ada sumber mata air di Kecamatan Rongkop. Tentu hal ini membutuhkan kerjasama dan koordinasi antara masyarakat, pihak kecamatan, desa, dusun, dan lain-lain," ujar Camat Rongkop, Agung Danarto, dalam acara yang berlangsung di Balai Dusun Tirisan, Desa Pringombo, Rongkop itu.
Salah seorang warga Tirisan, Waridi, mengaku bersyukur atas bantuan air bersih dari berbagai pihak kepada masyarakat di sana. Namun ia yang mewakili suara warga-warga lain menyatakan untuk solusi jangka panjang, dibutuhkan bak penampungan untuk mengalirkan air ke rumah-rumah.
"Di wilayah sini sebetulnya juga ada saluran pipa yang terpendam di bawah tanah, tetapi belum berfungsi. Belum ada pipanisasi, padahal air sangatlah vital bagi kehidupan kami," tutur Waridi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pemaparan tersebut perlu dikaji lebih jauh pengenai potensi air yang ada di Gunungkidul. Tujuannya ialah mencegah terjadinya kembali polemik krisis air bersis yang menyebabkan warga Yogyakarta khususnya yang terdampak krisis untuk menjual ternak demi setetes air. Dion
Warga Kecamatan Rongkop mengikuti seremonial penyaluran air bersih, Minggu (3/11). foto Dion
Menanggapi tanggapan Waridi, Agung berpendapat bak penampungan akan lebih efektif jika ditempatkan di wilayah atas bukit agar lebih maksimal dalam pengaliran air ke setiap rumah tangga. Hal itu pula membutuhkan kajian secara komprehensif tentang lokasi terbaik untuk penempatan bak. Kajian itu juga penting untuk mengetahui kemampuan air diangkat dari dalam tanah.
Sementara itu Koramil 09/Rongkop turut berterimakasih bahwa masih ada perhatian dari pihak-pihak luar terkait masalah air di Gunung Kidul ini. Plt Danramil 09/Rongkop, Setiyono, mengatakan selama ini pihaknya turut membantu pendistribusian air bersih kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Tentunya untuk masyarakat yang mesti diberi dan benar-benar membutuhkan sehingga bantuan-bantuan itu dapat tepat sasaran," kata Setiyono.
"Karena setetes air adalah nyawa bagi masyarakat, sama halnya dengan slogan PMI, setetes darah adalah nyawa," ujar Antok Kusadrianto dalam sambutannya.
(Dionisius/Feva)