DIY Butuh Rute Baku Kunjungan Wisatawan

Konten Media Partner
1 Agustus 2018 20:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
DIY Butuh Rute Baku Kunjungan Wisatawan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
DIY perlu rute kunjungan wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini. Sebab, selama ini belum ada rute pasti yang bisa dilalui oleh wisatawan ketika menjelajah wilayah yang istimewa ini. Rute pasti ini juga sebenarnya juga bisa dijadikan pedoman travel agent dalam menjual perjalanan wisata dari DIY.
ADVERTISEMENT
Layaknya di Bali, destinasi ini telah memiliki rute pasti ketika ada wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini. Sehingga waktu perjalanan wisatawan sudah terencana dan obyek wisata yang dikunjungi juga bisa semakin banyak dibanding dengan rute dan jadwal perjalanan wisata yang serampangan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Budi Hanoto mengakui jika belum ada jadwal yang baku dari perjalanan wisatawan di DIY. Apakah wisatawan nanti akan dibawa ke Borobudur terlebih dahulu atau ke Tamansari setelah mereka dari bandara. Tanpa rute yang pasti biasanya waktu perjalanan wisatawan hanya akan habis di jalan.
"Kalau ada jadwal atau rute pasti itu akan mempermudah agen perjalanan menjual paket wisata mereka,"tuturnya dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Yogyakarta, Rabu (1/8).
ADVERTISEMENT
Selain rute, banyak hal yang masih perlu dibenahi dalam industri pariwisata di DIY. Konsep pengembangan pariwisata DIY yang telah ditetapkan oleh pemerintah wilayah ini dengan mempertimbangkan momentum beroperasinya bandara baru di Kulon Progo memang harus segera ditindaklanjuti. Periperal Borobudur juga harus menjadi perhatian serius dari pemerintah DIY untuk memperbanyak kue wisatawan mancanegara.
Sektor pariwisata memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan seiring dengan multiplier effect yang dihasilkan terhadap lapangan usaha lainnya sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di DIY. Kondisi ini tercatat dalam kontribusi tidak langsung sektor pariwisata terhadap beberapa sektor seperti perdagangan, transportasi, informasi dan komunikasi, industri pengolahan serta konstruksi yang masing-masing sebesar 8,5%; 5,7%; 8,2%; 13,1%; dan 9,4%.
Sementara itu kontribusi langsung sektor pariwisata terhadap PDRB mencapai 55% atau sebesar Rp66,1Triliun dengan sebaran tenaga kerja sebesar 52%.Menurutnya, potensi pariwisata DIY sebagai motor penggerak perekonomian daerah terus didorong, diantaranya melalui penetapan 5 wilayah di DIY sebagai KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional), yakni Candi Borobudur, Candi Prambanan, Keraton Ratu Boko, Candi Mendut dan lain-lain, yang terletak di Kabupaten Magelang dan Kabupaten Sleman.
ADVERTISEMENT
"Pada tahun 2019, target kunjungan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY adalah sebanyak 800 ribu orang. Keberadaan bandara NYIA diharapkan dapat mendorong tingkat kunjungan wisatawan mancanegara untuk dapat mencapai target yang ditentukan sekaligus mengatasi permasalahan ketimpangan pengeluaran wisatawan antar wilayah,"ujarnya.
Integrasi pariwisata DIY dan Jateng menjadi krusial dalam pencapaian target Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang), yaitu 2 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2019 terutama melalui pengembangan 4 hal yang menjadi prioritas, yaitu aksesibilitas, atraksi, ekosistem termasuk amenitas, serta promosi.
Ekonom asal Universitas Widya Mataram, Edi Suwandi Hamid mengamini perlunya rute pasti dalam perjalanan wisata di DIY. Kondisi lalu lintas di DIY yang kini sedikit tidak bersahabat dengan industri pariwisata memang harus disiasati dengan penetapan rute wisatawan ketika melakukan perjalanan wisata.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah ada yang pasti maka saya kira obyek wisata yang dikunjungi semakin banyak,"tuturnya. (erl)