DPRD DIY Dorong Malioboro Bebas Kendaraan Bermotor 2 Kali Seminggu

Konten Media Partner
24 Juli 2019 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Malioboro saat ujicoba kedua bebas kendaraan bermotor, Selasa (23/7/2019). Foto: atx.
zoom-in-whitePerbesar
Malioboro saat ujicoba kedua bebas kendaraan bermotor, Selasa (23/7/2019). Foto: atx.
ADVERTISEMENT
Kalangan DPRD DIY mendesak pemerintah DIY melakukan langkah lebih progresif dan efektif terkait kebijakan Malioboro bebas kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
Hal ini muncul setelah kenyamanan yang dirasakan banyak masyarakat saat diterapkannya hari tanpa kendaraan bermotor di Jalan Malioboro setiap Selasa Wage menuai tanggapan positif. Sehingga muncul wacana hari bebas kendaraan bermotor itu tak hanya dilakukan setiap 35 hari sekali, namun bisa dicoba dua kali dalam seminggu.
Anggota Komisi C DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, mengungkap pihaknya menangkap berbagai masukan setelah dilakukan dua kali ujicoba Malioboro bebas kendaraan bermotor. Menurut dia, wisatawan yang berkunjung semakin nyaman dengan tidak adanya kepadatan lalu-lintas seperti yang biasa tersaji di pusat Kota Yogyakarta tersebut.
"Semestinya ditambah menjadi sepekan dua kali, hari Sabtu dan Minggu. Ketika hari-hari libur itu Malioboro full pedestrian saya yakin semakin menarik wisatawan ke Yogyakarta,” ungkapnya, Rabu (24/7/2019).
ADVERTISEMENT
Sisi perekonomian masyarakat menurut Huda juga sangat mungkin bertumbuh misalnya penarik becak kayuh dan pedagang kaki lima Malioboro. “Ketika wisatawan bisa datang dengan lebih nyaman, tidak macet maka akan maksimal lagi efek positifnya misalnya penarik becak kayuh bisa bertambah penghasilannya. Wisatawan juga bisa dengan mudah jalan menuju lokasi PKL untuk makan atau membeli cinderamata,” sambung dia.
Sebagai langkah awal, ia akan menyampaikan aspirasi tersebut melalui rapat internal Komisi C DPRD DIY untuk nantinya menghadirkan instansi terkait seperti Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta hingga Dinas Perhubungan dan Kepolisian.
“Kita harus bahas juga kebijakan yang mengikuti, misalnya bus besar dilarang masuk kota dan disiapkan taman parkir di pinggiran yang tentu menjadi dampak positif juga menghidupkan perekonomian masyarakat di pinggiran kota,” tandas legislator Fraksi PKS ini.
ADVERTISEMENT
Trans Jogja menurut dia juga bisa memegang peran lebih penting daripada yang difungsikan saat ini. “Trans Jogja bisa menjadi shuttle dari taman parkir di pinggiran kota tadi, tentunya akan lebih hidup lagi,” pungkas dia.
Di momen Selasa Wage (23/7/2019) kemarin, berbagai kegiatan bertema budaya dilakukan memanfaatkan momen Malioboro bebas kendaraan bermotor. Suasana di Malioboro yang biasanya begitu panas pun sedikit berbeda lebih nyaman karena berkurangnya gas buang kendaraan bermotor. (atx/adn)