Erick Thohir Sebut Belum Dengar Rencana Pembatasan Pertalite dan Solar

Konten Media Partner
11 Agustus 2022 16:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta PT Pertamina membatasi volume konsumsi BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar setelah alokasi APBN 2022 untuk subsisi BBM kian membengkak hingga mencapai Rp 502 triliun.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku belum mendengar rencana pembatasan konsumsi BBM subsidi tersebut. Di samping itu, Erick juga mengungkapkan jika rencana tersebut belum diputuskan. Dan ia meminta masyarakat menunggunya.
"Nanti kita tunggu saja. Saya belum dengar rencana tersebut dan memang belum diputuskan," tutur Erick usai menghadiri Peluncuran Halaqah Fikih Peradaban PBNU di Pondok Pesantren Krapyak, Kamis (11/8/2022).
Kendati demikian, Erick membeberkan alasan munculnya pembatasan konsumsi BBM Bersubsidi tersebut. Khusus BBM, Erick mengungkapkan pemerintah telah mengeluarkan subsidi sebesar Rp 520 triliun. Dan angka tersebut akan terus membengkak.
Menurutnya, tidak banyak negara yang melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Indonesia dengan memberikan subsidi cukup besar kepada rakyatnya. Padahal di satu sisi, harga BBM dunia tidak mengalami penurunan sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
"Subsidi kita sudah besar. tetapi jika dilihat harganya tidak turun-turun. Itulah yang perlu menjadi pemikiran. Kita sudah impor minyak sejak 2003, di mana sebulan itu 1,2 miliar dollar. Berapa setahun,"terangnya.
Erick mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,44 persen. Di mana angka pertumbuhan tersebut adalah pertumbuhan ekonomi yang luar biasa dibandingkan dengan banyak negara. Artinya yang sebelumnya pertumbuhan 5,01 persen menjadi 5,4 persen adalah sesuatu yang bagus.
Namun ternyata pertumbuhan ekonomi ini juga diikuti pertumbuhan inflasi. Ada dua jenis inflasi yang terjadi di Indonesia yaitu pangan dan energi. Meskipun sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi hal tersebut memang perlu diwaspadai
"Harga BBM di Amerika dan Eropa jauh lebih mahal dibanding dengan harga di Indonesia, demikian juga pangan,"terangnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Presiden Jokowi selalu mengingatkan kepada semua menteri untuk turun ke bawah memastikan harga pangan dan BBM bisa terjangkau Dan itulah yang sekarang mungkin dipikirkan oleh Menteri Keuangan dan yang akan disampaikan sedang menghitung ulang akan seperti apa.
"Kalau dari Pertamina sendiri harga Pertamax yang dijual memiliki selisih harga Rp 3000 dengan kompetitor. Artinya, Pertamaxpun yang seharusnya dijual itupun masih mendapatkan subsidi dari pemerintah," ungkapnya.
"Apakah subsidi yang diberikan oleh pemerintah selama ini sudah tepat sasaran. Selain itu apakah pemerintah harus tutup mata memberikan subsidi kepada yang mampu sedangkan rakyat yang mayoritas membutuhkan subsidi lebih," tanyanya.