Fenomena Ini Jadi Penyebab Tingginya Intensitas Hujan di Indonesia

Konten Media Partner
18 Maret 2019 18:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, saat diwawancarai di Yogyakarta, Senin (18/3/2019). Foto: ken
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, saat diwawancarai di Yogyakarta, Senin (18/3/2019). Foto: ken
ADVERTISEMENT
Sejumlah daerah di Indonesia beberapa hari terakhir diguyur hujan intensitas tinggi dan dibarengi dengan cuaca ekstrim. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat keadaan tersebut disebabkan salah satunya hadirnya fenomena Madden Julian Oscialition (MJO).
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Ia mengungkapkan, fenomena tersebut diketahui baru terjadi beberapa tahun belakangan ini.
"Ini fenomena yang baru terjadi sekitar beberapa tahun terakhir ini, adanya aliran udara basah dari arah Afrika melintas ke arah Timur melewati Indonesia, Asutralia dan menuju ke Pasifik," kata Dwikorita di Yogyakarta, Senin (18/3/2019).
Ia menuturkan, siklus fenomena tersebut rutin hadir setiap 60-90 hari. Setelah itu, fenomena tersebut akan kembali lagi. Namun, saat ini masih tercatat sebagai musim hujan, sehingga lewatnya MJO ini membuat intensitas curah hujan meningkat.
"Sehingga intensitas (hujan) menjadi meningkat. dan awal Maret itu yang meningkat ada di Indonesia bagian barat dan sekarang ini perjalanan sudah sampai ke Indonesia Timur, sampai ke Jayapura," paparnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kondisi tersebut diperparah dengan adanya dua siklon di luar zona Indonesia yakni siklon yang ada di Utara Timur Laut Indonesia dari Pasifik dan juga siklon yang ada di Samudera Hindia.
Dwikorita menuturkan, walaupun siklon tersebut tidak masuk di zona Indonesia, namun ekor siklon tersebut mampu mempengaruhi tekanan udara disekitarnya, salah satunya Indonesia yang saat ini sedang berada pada kondisi musim hujan.
"Meskipun siklonnya tidak masuk ke Indonesia tetapi pengaruh tekanan udara terkena ekornya (siklon). Kan siklon itu ekornya panjang itu juga mempengaruhi tekanan udara yang sangat signifikan antara tekanan yang ada diluar zona siklon dan yang terkena siklon, itu akan mengakibatkan angin kencang dan intensitas hujan yang meningkat," paparnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi, ada tiga hal yang terjadi secara bersamaan, pertama kebetulan masih musim hujan ada pengaruh pembelokan angin monsun, kedua ada Madden Julian Oscialition dan ketiga ada siklon di Pasifik dan Samudera Hindia," lanjutnya. (ken/adn)