Penjualan Gas Non-Subsidi di Yogyakarta Naik Drastis

Konten Media Partner
9 Maret 2018 10:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
PT Pertamina mengklaim penjualan gas elpiji non-subsidi di DIY dan Jawa Tengah naik sangat signifikan. Bahkan, dua daerah yang berada di bawah Marketing Operation Regional (MOR) IV ini diklaim sebagai yang terbaik dibanding dengan kota-kota lain di Jawa, Bali, dan Madura.
Marketing Manager PT Pertamina Area DIY dan Surakarta Doddy Prasetyo mengatakan, penetrasi produk gas elpiji non-subsidi atau non-3 kilogram di Yogyakarta pada tahun 2018 ini naik cukup drastis.
ADVERTISEMENT
Pihaknya mencatat terjadi pertumbuhan sangat signifikan konsumsi Bright Gas 5,5 kilogram selama bulan Januari hingga Februari 2018 ini. Demikian juga elpiji 12 kilogram baik Bright Gas ataupun tabung berwarna biru juga naik signifikan.
"Penjualan Bright Gas 5,5 kilogram selama Januari Februari 2018 naik signifikan. Dalam catatan kami, rata-rata perbulan mencapai 60.000 tabung, jauh meningkat dibanding periode yang sama tahun 2017 lalu yang hanya sekitar delapan ribu tabung dalam sebulan," kata Doddy.
Doddy menambahkan, secara keseluruhan, market share dari Bright Gas 5,5 kg ini telah mencapai 20 persen. Jumlah yang cukup bagus dan menunjukkan jika masyarakat DIY sudah mulai bersedia dan sadar untuk menggunakan elpiji non-subsidi khususnya bright gas 5,5 kilogram.
ADVERTISEMENT
Dibanding kota lain di Jawa, Bali, dan Madura, DIY kini menempati urutan teratas penggunaan non-subsidi.
LPG Bright Gas (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Kenaikan tersebut bukan tanpa dasar, karena pihaknya mencatat kenaikan penjualan elpiji bersubsidi 3 kilogram hanya 3%. Saat ini rata-rata penjualan gas melon di DIY mencapai 2,8 juta setiap bulannya, terjadi kenaikan memang, tetapi tidak signifikan.
Kenaikan yang tipis tersebut mereka duga karena banyak yang beralih menggunakan elpiji non-subsidi khususnya Bright Gas.
Ia mengklaim, beberapa program promosi yang dilaksanakan oleh PT Pertamina mampu mendongkrak penjualan Bright Gas 5,5 kilogram dan juga 12 kilogram. Program penukaran dua tabung gas ukuran 3 kilogram ditambah uang Rp 100 ribu dengan tabung Bright Gas 5,5 kilogram juga turut mendongkrak penetrasi tabung berwarna pink ini.
ADVERTISEMENT
"Tak hanya itu, program edukasi oleh pemerintah setempat melalui kebijakan PNS tidak boleh menggunakan elpiji bersubsidi juga sangat membantu kami," tambahnya. (erl)