Grebeg Pasar Pertegas Pasar Tradisional Tak Kalah Saing dengan Pasar Modern

Konten Media Partner
20 Oktober 2018 22:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Grebeg Pasar Pertegas Pasar Tradisional Tak Kalah Saing dengan Pasar Modern
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Grebeg Pasar Tradisional Yogyakarta 2018 kembali digelar dalam rangkaian HUT Kota Yogyakarta ke-262. Hal itu mempertegas jika pasar tradisional hingga saat ini mampu bersaing dengan pasar-pasar modern.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan ini mempertegas jika pasar tradisional tidak kalah hebat dan mampu bersaing dengan pasar-pasar modern saat ini," kata Ketua Paguyuban Pasar Tradisional, Budi Kusuma, saat ditemui kumparan.com/tugujogja disela Grebeg Pasar Tradisional, Sabtu (20/10/2018).
Ia mengungkapkan, kali ini para paguyuban pasar tradisional berjumlah 30 paguyuban terus mempertahankan ketradisionalannya pada apa yang perjualbelikan untuk membuktikan, jika pasar tradisional masih diperlukan dan menjadi komoditi utama masyarakat Yogyakarta.
Sementara itu, Wakil Walikota Yogyakarta, Heru Poerwadi mengungkapkan jika pasar tradisional merupakan upaya menunjukkan hasil dagangan yang diperjual belikan dipasar tradisional di Kota Yogyakarta.
"Ini merupakan bentuk promosi masing-masing pasar tradisional terhadap apa yang dijual," kata Heru.
Selain itu, lanjut Heru, kegiatan ini pula sebagai wujud syukur terhadap para pedagang selama setahun terkhir ini karena mampu mengais rezeki dipasar-pasar mereka masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Sehingga di HUT Kota Jogja ini mereka bisa menunjukkan atraksi seni dan mampu membagi-bagikan hasil pasar mereka kepada warga," paparnya.
Ia mengungkapkan, dengan adanya kegiatan tersebut mampu memperkuat dan menunukkan pasar mana saja yang hidup dan bertahan di Kota Yogyakarta dan masih menjadi kebutuhan dasar masyarakat itu sendiri.
Terbukti, Heru menambahkan, saat ini Kota Yogyakarta memiliki sebanyak 30 pasar tradisional yang memiliki kekhasan masing-masing dan masih dibutuhkan masyarakat Kota Yogyakarta.
"Sebagai upaya membranding masing-masing pasar tradisinal dengan kekhasan jualannya," pungkasnya. (Nadhir Attamimi/adn)