Haidar Natsir: KPU dan Bawaslu Harus Tegak di Atas Konstitusional

Konten Media Partner
19 Mei 2019 18:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Haidar Natsir, saat memberikan sambutan di Yogyakarta, Minggu (19/5/2019). Foto: erl.
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Haidar Natsir, saat memberikan sambutan di Yogyakarta, Minggu (19/5/2019). Foto: erl.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Haidar Natsir mengatakan Indonesia masih sangat ketinggalan dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Dengan rasa optimisme yang tinggi, sudah bukan saatnya lagi bangsa Indonesia melakukan hal-hal yang kontraproduktif.
ADVERTISEMENT
Karena menurutnya, sudah saatnya bangsa Indonesia melakukan hal-hal yang lebih maju lagi untuk menjadi kekuatan peradaban khususnya di Asean. Bagi Haidar, Indonesia ini merupakan negara yang besar.
Oleh karena itu, ia menghimbau kepada bangsa Indonesia, proses Pemilu berlangsung di mana rakyat sudah menyampaikan suaranya sampai proses tanggal 22 Mei 2019 nanti dapat berjalan dengan baik. KPU dan Bawaslu dapat menjalankan fungsinya secara konstitusional dan profesional
"KPU dan Bawaslu bisa berdiri tegak di atas konstitusional dan menjunjung tinggi kejujuran,"harapnya, Minggu (19/5/2019).
Namun ia juga berharap kepada rakyat untuk menyerahkan sepenuhnya hasil keputusan KPU nanti sebagai keputusan bersama. Muhammadiyah mengajak kepada seluruh elemen bangsa jangan sampai pemilu ini memecah persatuan dan kesatuan bangsa bahkan menyebabkan disintegrasi bangsa.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, selisih paham dalam Pemilu adalah sesuatu yang wajar dan harus diselesaikan secara konstitusional, melalui jalur hukum sesuai dengan yang ditentukan oleh Undang-undang.
Setelah itu menjadi tanggungjawab elit bangsa termasuk parpol dan kemutan masyarakat agar membawa bangsa ini menyelesaikan masalah besar di masa depan. Jadi selesaikan masalah Pemilu ini untuk menyelesaikan permasalahan bangsa ke depan.
"Kita lihat di rakyat-rakyat kecil sebenarnya riak-riak itu sudah tidak ada,"tambahnya.
Selain itu, Muhammadiyah itu juga berharap di tubuh bangsa ini ada spiritualisasi di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jangan kembangkan bangsa ini pikiran-pikiran ekstrim dan sekularisme. (erl/adn)