news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

HUT RI ke-73, Merah Putih Dikibarkan di Kaki Gunung Merapi

Konten Media Partner
16 Agustus 2018 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
HUT RI ke-73, Merah Putih Dikibarkan di Kaki Gunung Merapi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bendera merah putih dengan ukuran 9 x 6 meter di tiang setinggi 17 meter dikibarkan di Bukit Klangon, di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kamis 16 Agustus 2018. Pengibaran sang saka itu diiringi gegap gempita upacara yang diikuti warga lereng Merapi dan pejabat daerah, acara itu juga diikuti oleh anak-anak sekolah hingga mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Bukit Klangon, di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah 1 titik digelarnya peringatan Hari Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia. Sebuah wilayah yang mencatatkan sejarah pernah terjadi pertumpahan darah dalam perjuangan Indonesia melawan penjajah Belanda.
Hal tersebut diungkapkan Komandan Kodim 0732 Sleman, Letkol Inf. Diantoro yang menjadi inspektur upacara dalam pengibaran bendera di Bukit Klangon, pada Kamis (16/8/2018). Dalam sambutannya, ia mengatakan pertempuran hebat yang terjadi di Cangkringan itu pada Maret 1949 silam.
"Penyerbuan dilakukan oleh tentara Belanda. Di sekitar (Desa) Argomulyo, Cangkringan. Pasukan Belanda membumihanguskan rumah-rumah penduduk," katanya.
Kemudian pasukan itu menangkap Lurah Argomulyo atas nama Suharjo dan Carik Desa, Sukarman. Keduanya lalu ditembak di area persawahan dan gugur. "Selain kedua perangkat desa itu, juga ada 8 orang dari penduduk desa yang gugur," katanya.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu pun memicu perlawanan dari Indonesia. Pasukan laskar rakyat dan Kadet Akademi Militer yang dipimpin oleh Kolonel Jatikusumo, Kolonel Perngadi, dan Letnan Sardjono menyerang Belanda. Dari pihak penjajah akhirnya berjatuhan korban. "Pasukan Belanda akhirnya mundur ke Kaliurang," katanya.
Sebelum terjadi penyerbuan di Argomulyo, lanjut Diantoro, pasukan Belanda juga sempat melakukan penyisiran ke kampung penduduk. Pertempuran juga sempat terjadi, antara penjajah itu melawan penduduk dan laskar rakyat.
Dalam peristiwa itu Wanayik atau Sayid Barnadian dari laskar rakyat gugur tertembak Belanda di barat lapangan Jabalkat dan dimakamkan di Dusun Duwet Wukirsari, Cangkringan.
"Pertempuran melawan Belanda juga terjadi di wilayah Sleman lainnya, di antaranya di Maguwoharjo, Prambanan, Ngaglik, Tempel, Minggir, Mlati, Turi, Seyegan, Berbah, Pakem, dan Gamping. Sehingga hampir seluruh wilayah Sleman terjadi pertempuran," katanya.
ADVERTISEMENT
Melalui upacara menyambut Hari Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia ini, diharapkan bisa mengingatkan generasi muda kepada para pejuang yang telah gugur.
"Musuh sekarang bukanlah ancaman serangan tembakan dan desingan peluru dari tentara Belanda lagi," katanya.
Namun tantangan bagaimana mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan mengatasi permasalahan bangsa yang belum selesai.
"Yakinlah bahwa dengan semangat persatuan dan kesatuan, dilandasi nilai perjuangan, pantang menyerah dan rela berkorban, masalah itu akan teratasi," ucapnya. (atx/adn)