Indonesia Dapat Rp 1,5 Triliun untuk Atasi Karhutla di Tengah Pandemi COVID-19

Konten Media Partner
28 Agustus 2020 22:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah gubuk kayu terbakar karena kebakaran hutan di Palangka Raya. Foto: Reuters/Willy Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah gubuk kayu terbakar karena kebakaran hutan di Palangka Raya. Foto: Reuters/Willy Kurniawan
ADVERTISEMENT
Indonesia akan menerima dana sebesar Rp 1,52 triliun guna mengurangi emisi karbon berlebih serta memerangi kebakaran hutan. Dana diberikan oleh PBB di tengah pandemi COVID-19 yang melanda dunia.
ADVERTISEMENT
Dana tersebut merupakan program REDD+, sebuah skema konservasi hutan dalam mengatasi perubahan iklim. Menurut data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sejak Januari hingga Juli 2020, sekitar 64.000 hektar di Indonesia dibakar untuk membuka lahan perkebunan sawit.
Luas tersebut lebih kecil 50 persen. Di mana pada periode yang sama tahun sebelumnya, ada 137.00 hektar yang dibakar.
Padahal analisis data satelit memperkirakan pembukaan lahan dalam enam bulan pertama tahun 2020 lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya.
“Mengontrol kebakaran hutan adalah bagian penting dalam mengurangi deforestasi,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (28/8/2020).
Indonesia perlu menghentikan karhutla untuk memangkas emisi karbon sebesar 29% pada tahun 2030 dan sebesar 41% dengan bantuan internasional.
ADVERTISEMENT
Data Kementerian Keuangan menunjukkan Indonesia masih membutuhkan pembiayaan $19 miliar per tahun untuk mencapai target. Dalam lima tahun terakhir, pemerintah Indonesia mengalokasikan rata-rata hampir 90 triliun rupiah per tahun dari APBN untuk belanja perubahan iklim, walaupun belanja tahun 2020 turun menjadi sekitar 80 triliun rupiah.
“Memang ada penurunan di tahun 2020 karena prioritas COVID-19, tapi ke depannya kami berharap bisa menjaga komitmen ini,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam jumpa pers virtual yang sama. (Gabryella Triwati Sianturi)