Ini Dia Nasib Korban Penipuan Oknum Diler Yamaha Sleman

Konten Media Partner
18 Februari 2019 18:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ria Triani dan Andreas Sigit, saat melaporkan kasus penipuan ke ombudsman Yogyakarta, Senin (18/2/2019). Foto: Nadhir Attamimi.
zoom-in-whitePerbesar
Ria Triani dan Andreas Sigit, saat melaporkan kasus penipuan ke ombudsman Yogyakarta, Senin (18/2/2019). Foto: Nadhir Attamimi.
ADVERTISEMENT
Oknum kepala diler Yamaha Harpindo Jaya Sleman berinisial IG (36) berhasil diamankan Polres Sleman beberapa waktu lalu terkait penipuan pembelian kendaraan bermotor yang dilakukannya kepada belasan konsumen.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dialami Ria Triani (30) warga Yogyakarta, yang menjadi korban penipuan. Ia menceritakan kronologi saat mengalami penipuan tersebut. Saat itu, September 2018, Ria bertemu dengan IG, hendak membeli sebuah motor. Saat itu, Ria harus melakukan DP sebesar Rp. 3 juta untuk melakukan inden motor yang diinginkannya. Ria memberikan DP kepada IG di kantor Harpindo Jaya Sleman.
Satu bulan kemudian, Ria mencoba menanyakan kepada IG. Lantas IG mengatakan jika barang yang dipesan Ria belum tersedia. Namun, IG menawarkan sebuah kendaraan yang sama hasil pembatalan dari pelanggan lain dengan syarat harus melunasi harga yang sesuai.
Lantas IG mengirim anak buahnya kerumah Ria untuk melakukan pelunasan sisa dari harga motor sebesar Rp. 27.700.000 dengan membawa cap dan kwitansi. IG mengatakan jika yang datang tersebut merupakan hasil perintahnya. Pelunasan tersebut tepat tanggal 25 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
"Saya bilang kalo nggak datang motornya apa duitnya bisa kembali (sisa pelunasan)? Dia bilang bisa, katanya dia kepala cabang (Harpindo Jaya Sleman). Trus saya bayar sisanya, total semua Rp.30.700.000. Nah setelah seminggu motor nggak datang-datang. Saya hubungi pak IG kok belum datang, saya minta duit saya kembali," ungkap Ria kepada kumparan.com/tugujogja, Senin (18/02/2019).
Lantas Ria bertemu dengan IG di Harpindo untuk mengkonfirmasi barang tersebut. Karena tidak mendapatkan yang diingini, Ria meminta uang pelunasan terakhir sebanyak Rp. 27.700.000 untuk dikembalikan.
Namun, IG tidak bisa memberikan langsung. Sebab, uang yang disetorkan pada 25 Oktober tersebut sudah diserahkan ke kantor pusat di Semarang. Ria harus menunggu untuk pengembaliannya.
Pada November 2019, uang Ria kembali sebesar Rp. 15 juta yang diserahkan oleh admin Harpindo langsung. Untuk pelunasan sisanya, IG menemui Ria dirumahnya untuk membuat surat pernyataan jika dana akan segera dikembalikan.
ADVERTISEMENT
"Dia sempat kerumah membuat surat penyataan (pengembalian dana), terus dua hari setelah itu IG hilang," paparnya.
Sementara Andreas Sigit tak seberuntung Ria. Tak sepeserpun uang miliknya yang dikembalikan oleh oknum Kepala Diler tersebut.
Sigit melakukan transaksi pembelian motor Yamaha N-Max dengan IG di Kantor Yamaha Harpindo pada November 2018 lalu. Sebagai bukti kalau terjadi transaksi, Sigit diberikan kwitansi tulisan tangan.
Melihat kwitansi tersebut, Sigit mengaku kaget dan memprotes. Namun, Kepala Diler tersebut mengakui jika kwitansi tersebut hanyalah bersifat sementara dan akan digantikan dengan yang asli.
"Saya melakukan transaksi di kantor diler jadi tidak ada kecurigaan, katanya pelaku akan menggantikan kwitansi dengan yang asli, di kwitansi juga ada cap stempel perusahaan," kata Sigit.
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan, setelah menunggu, motor yang diidam-idamkannya tak kunjung datang. Sigit mengaku telah menanyakan kepada pihak Diler Yamaha Harpindo Jaya, Sleman. Namun, belakangan Sigit mengetahui jika uang yang disetorkannya dibawa lari oleh pelaku.
Setelah mendengar itu, Sigit lantas meminta pertanggungjawaban dari pihak Yamaha. Tetapi, hingga saat ini belum ada kepastian. Ia berharap pihak Yamaha ikut bertanggungjawab, sebab pelaku merupakan karyawannya.
Setelah menunggu sekian lama tak ada tindak lanjut terkait masalah, Sigit dan Ria lantas melapor ke Lembaga Ombudsman Daerah (LOD) DIY. Harapannya, dengan adanya laporan tersebut, para korban menemukan jalan keluar terkait masalah yang menimpa mereka. (Nadhir Attamimi/adn)