news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jaringan Kiai Tahlil Dukung Kustini Sri Purnomo dalam Pilkada Sleman 2020

Konten Media Partner
21 Oktober 2020 12:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kustini Sri Purnomo dan Danang Maharsa ketika menghadiri acara di pondok pesantren Al-Ikhlas, Selasa (20/10/2020) malam. Foto: Len/Tugu Jogja.
zoom-in-whitePerbesar
Kustini Sri Purnomo dan Danang Maharsa ketika menghadiri acara di pondok pesantren Al-Ikhlas, Selasa (20/10/2020) malam. Foto: Len/Tugu Jogja.
ADVERTISEMENT
Jaringan Kiai Tahlil mendukung Kustini Sri Purnomo dan Danang Maharsa untuk maju dalam Pilkada Sleman 2020. Jaringan Kiai Tahlil Sleman didirikan secara kultural dan pribadi guna membawa kemaslahatan bagi Nahdlatul Ulama (NU) dan seluruh umat Islam, khususnya di Sleman. Abdullah menyatakan, meski di bawah payung NU, Jaringan Kiai Tahlil tidak membawa nama NU, karena NU harus bersih dari segala infiltrasi politik.
ADVERTISEMENT
Maktuf Salavi, ketua Jaringan Kiai Tahlil Sleman. Ia menyampaikan bahwa NU merupakan arah perjuangan yang sudah menjadi komitmen sejak awal.
“Arah perjuangan itu NU harus nasionalis, NU harus milik umat,” tutur Salavi, Selasa (20/10/2020).
Sementara, Salavi menyatakan bahwa NU sudah memiliki pakta integritas. Menurut dia, Kustini berperan dalam kegiatan tahlil Quran di pondok-pondok pesantren yang berbasis Nahdlatul Ulama.
“Kami ingin menjaga itu, dan harapan kami cita-cita kelompok tahlil dapat tercapai dan hajat dari Ibu (Kustini) bisa terwujud,” ujarnya.
Di samping itu, para santriwan dan santriwati dituntut agar senantiasa untuk belajar secara terus menerus. Hal itu guna mewujudkan harapan dari para kiai dan ulama untuk menjadikan Indonesia yang NKRI.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Kustini Sri Purnomo, calon Bupati Sleman tahun 2020, ketika hadir di pondok pesantren Al-Ikhlas Sleman, Selasa (20/10/2020). Menurut dia, usia para santriwan dan santriwati merupakan usia belajar untuk mencapai cita-cita yang mana diperuntukkan bagi dunia dan akhirat.
“Di mana dalam belajar ini, kita harus menguasai ilmu pengetahuan umum dan sekaligus untuk keseimbangan adalah belajar agama,” ujar Kustini.
Kustini menuturkan, apabila Indonesia dipimpin oleh anak yang sholeh dan sholehah dari pondok pesantren, maka Indonesia akan lebih maju. Selain itu, dalam momen Hari Santri Nasional 2020, ia berharap agar Sleman ke depannya dapat menjadi kabupaten yang agamis, bergotong royong, dan menjadi rumah bersama.
Kustini Sri Purnomo dan Danang Maharsa ketika menghadiri acara di pondok pesantren Al-Ikhlas, Selasa (20/10/2020) malam. Foto: Len/Tugu Jogja.
Sementara itu, K.H. Abdullah Khadziq Fauzan, pengasuh ponpes Al-Ikhlas dan anggota Dewan Penasehat Jaringan Kiai Tahlil Sleman mengatakan bahwa Jaringan Kiai Tahlil mendukung Kustini Sri Purnomo. Ia berharap bahwa Kustini dapat membawa aspirasi dari kalangan kiai tahlil dan kiai kampung.
ADVERTISEMENT
“Kustini dan Danang Maharsa merupakan calon yang bisa kami ajak kerja sama, menyalurkan aspirasi dari kami, membawa program kami, dan ke depan bisa saling sinergi dengan kami,” ungkapnya.
Abdullah berharap bahwa Kustini dapat bekerja sama dengan pondok pesantren untuk menata Sleman yang agamis. Selain itu, ia juga berharap agar istri Bupati Sleman tersebut dapat bersinergi dengan ponpes yang mana terdapat 148 ponpes di Sleman yang belum terkelola dengan baik.
Perihal kepemimpinan perempuan, Abdullah tidak mempermasalahkannya. Ia melanjutkan bahwa hal yang terpenting ialah pemimpin Sleman selanjutnya dapat membawa kemaslahatan bagi umat dan seluruh masyarakat.
“Kami tidak mempermasalahkan apakah itu perempuan, apakah itu laki-laki. Perbedaan gender kami tidak mempermasalahkan,” ungkat Abdullah. (Lukas Indra)
ADVERTISEMENT