Jumlah Penderita AIDS di Pulau Jawa Masuk Zona Merah

Konten Media Partner
5 Desember 2019 7:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi HIV/AIDS. Foto: Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi HIV/AIDS. Foto: Kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam X menuturkan kondisi jumlah penderita AIDS di Pulau Jawa saat ini jika digambarkan menggunakan grafik warna sudah di zona merah.
ADVERTISEMENT
“Untuk wilayah DIY, warna (grafiknya) masih kuning, tapi sudah menjelang merah. Ini harus menjadi keprihatinan bersama,” ujar Paku Alam dalam keterangannya saat menghadiri Seminar Hari AIDS Sedunia 2019 di Yogyakarta, Rabu (4/12/2019).
Paku Alam yang merupakan Ketua Komisi Penanggulangan AIDS DIY merujuk data terakhir jika Indonesia saat ini telah masuk dalam daftar tujuh negara terburuk penanggulangan HIV AIDS di Asia.
Indikasinya masih banyaknya korban meninggal dunia serta kentalnya stigma negatif-diskriminatif kepada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA).
“Stigma ini harus jadi perhatian karena kasus ini layaknya musuh dalam selimut. Dan semakin ke sini justru semakin banyak menimpa perempuan,” ujarnya.
Paku Alam menuturkan, kasus HIV AIDS di Indonesia masih terus meningkat, dengan jumlah terlapor di tingkat nasional sampai Januari 2019, berjumlah 326.281 HIV.
ADVERTISEMENT
Adapun untuk epidemi HIV AIDS di DIY pun masih berlanjut. Sampai triwulan kedua tahun 2019, tercatat 4.990 orang terinfeksi HIV, dan masuk tahap AIDS sebanyak 1.689 orang.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaning Astutie, mengatakan berdasarkan zero surveilans sentinel yang dilaksanakan di DIY, infeksi HIV pada ibu hamil belum mencapai angka 1% sehingga masih dikategorikan berada pada level epidemi terkonsentrasi.
Namun, melihat pemodelan perkembangan epidemi, ujar dia, jumlah infeksi masih akan terus bertambah seiring dengan terbukanya fenomena gunung es.
“Tetapi angka infeksi pada ibu rumah tangga cukup tinggi. Karena itu perlu diwaspadai penularan HIV pada bayi, yang artinya mengarah pada epidemi meluas,” ujarnya.
Menurut Pembayun ada beberapa hal yang menjadi tantangan dan kendala penanggulangan HIV AIDS di DIY. Terutama karena masih adanya stigma dan diskriminasi pada ODHA maupun ADHA, serta banyaknya kasus ditemukan tapi belum diobati.
ADVERTISEMENT
“Kami melihat adanya pula kasus HIV pada bayi dan anak. Untuk itu, kami akan memastikan semua ibu hamil menjalankan screening HIV, memastikan ibu hamil yang reaktif mendapat pengobatan, dan memastikan ibu hamil yang reaktif menerima layanan kesehatan hingga persalinan sesuai standar,” ujarnya. (atx)