Konten Media Partner

Karnaval Pakaian dari Barang Bekas Ajang Kreativitas di Bantul

19 Maret 2018 20:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Penyelenggaraan karnaval pakaian barang daur ulang atau Recycle Fashion Carnival (RFC) 2018 di Bantul, Minggu (18/3/2018) menjadi ajang adu kreativitas bagi siswa/siswi mulai tingkat SD hingga SMA, serta para guru dan orang tua masing-masing peserta. Sebab, dalam kegiatan yang menurut rencana akan digelar rutin setiap tahun itu, para peserta baik perorangan maupun kelompok/tim, berlomba menunjukkan karya kreatif mereka yang terbuat dari barang bekas atau barang daur ulang (recycle).
Karnaval Pakaian dari Barang Bekas Ajang Kreativitas di Bantul
zoom-in-whitePerbesar
Sumarni dari Pundong mengenakan pakaian burung merak yang terbuat dari 3 karung botol bekas air mineral dalam karnaval pakaian barang daur ulang di Lapangan Trirenggo, Kabupaten Bantul, Minggu (18/3/2018). Foto : Philipus Jehamun/kumparan.com/tugujogja
ADVERTISEMENT
Sumarni dari Pundong, misalnya, membuat burung merak dari 3 karung botol bekas air mineral. Botol bekas diiris-iris/dibelah lalu dijahit sedemikian rupa sehingga membentuk pakaian menyerupai burung merak dengan sayap yang lebar, ekor yang panjang, dan bulu yang tebal.
"Pakaian yang menyerupai burung merak ini dikerjakan dalam waktu 3 hari oleh 6 orang, menghabiskan 3 karung botol bekas air mineral," kata Marni kepada kumparan.com/tugujogja di sela-sela karnaval pakaian barang daur ulang atau Recycle Fashion Carnival (RFC) 2018 di Lapangan Trirenggo, Bantul, Minggu (18/3/2018).
Hampir sama dengan Marni, siswi SMPN 3 Bantul Siti Rahmawati pun mengenakan pakaian yang terbuat dari plastik kresek yang menyerupai burung merak, sementara mahkota terbuat dari sedotan plastik yang dicat warna-warni.
ADVERTISEMENT
"Semua ini dibuat oleh siswa/siswi sendiri sebagai buah kreativitas yang dilatih melalui pelajaran prakarya di bawah bimbingan Bu Guru Siti Isnaini," kata Siti Rahmawati.
Menurut Siti Rahmawati, pakaian menyerupai merak yang terbuat dari plastik kresek itu dikerjakan dalam waktu dua hari. Plastik kresek dipotong-potong sesuai pola, lalu dijahit tangan atau tidak menggunakan mesin jahit.
"Karena sudah pernah mendapat pelajaran prakarya maka pembuatan pakaian yang terbuat dari barang daur ulang ini tidak terlalu sulit," kata Siti Rahmawati yang juga ikut membuat bunga hias yang indah dan menawan dari sedotan plastik.
Karnaval Pakaian dari Barang Bekas Ajang Kreativitas di Bantul (1)
zoom-in-whitePerbesar
Siti Rahmawati, siswi SMPN 3 Bantul, mengenakan pakaian burung merak yang terbuat dari plastik kresek hasil karya sendiri dalam karnaval pakaian barang daur ulang di Lapangan Trirenggo, Kabupaten Bantul, Minggu (18/3/2018). Foto : Philipus Jehamun/kumparan.com/tugujogja
ADVERTISEMENT
Dalam ajang ini, aneka barang bekas terutama dari plastik kresek, botol bekas air mineral, bekas bungkusan shampo, bekas bungkus makanan ringan, kertas koran, karung goni dan sebagainya dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi produk kerajinan yang indah dan menarik.
Dengan melihat hasil karya anak-anak mulai tingkat SD hingga SMA yang bekerja sama dengan orang tua maupun guru di sekolah masing-masing yang begitu indah, pemrakarsa yang juga pendiri Bank Sampah Gemah Ripah Bantul Bambang Suwerda mengatakan bahwa karnaval ini akan menjadi destinasi wisata yang akan digelar rutin setiap tahun.
"Target kami adalah menjadikan karnaval pakaian barang daur ulang ini sebagai destinasi wisata yang rutin tiap tahun di Kabupaten Bantul. Kami ingin seperti karnaval di Jember yang menarik perhatian dunia," kata Bambang Suwerda.
ADVERTISEMENT
Tampaknya keinginan Bambang Suwerda menjadikan karnaval pakaian dari barang daur ulang sebagai destinasi wisata itu tercapai. Ini terlihat, ratusan bahkan ribuan warga Bantul memadati Lapangan Trirenggo, dan sepanjang jalan banyak yang menyaksikan penampilan peserta, baik perorangan maupun kelompok yang mengenakan pakaian yang unik dan menarik ini sebagai buah kreativitas mereka mengolah barang bekas menjadi sesuatu karya yang indah dan menarik. (lip)