Kasus DBD di Bantul Alami Peningkatan

Konten Media Partner
21 Oktober 2022 12:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasien. Foto: Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasien. Foto: Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mengingatkan warganya agar meningkatkan kewaspadaan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Karena saat ini sudah memasuki musim hujan.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa menuturkan di Indonesia pada umumnya DBD tahun ini meningkat. Di Bantul sendiri jika dibandingkan 3-4 tahun terakhir mengalami peningkatan. Pihaknya tidak bisa membandingkan dengan tahun 2020 dan 2021.
"Tahun 2020 dan 2021 itu pelayanan kesehatan tertutup karena COVID-19," kata dia.
Lelaki yang akrab dipanggil Oki ini mengatakan Sampai Kamis (20/10/2022) kemarin, kasus DBD di Kabupaten Bantul mencapai 829 orang. Kemudian angka kematian yang sudah teraudit positif ada 3 orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding 3-4 tahun lalu
Pihaknya mengingatkan siklus 5 tahunan DBD akan jatuh tahun 2023 mendatang. Dan tahun ini pihaknya mencatat angka tertinggi terjadi di bulan Januari.
ADVERTISEMENT
"Di Januari kemarin ada 147 kasus," terang dia.
Namun kondisi tersebut sudah biasa terjadi di mana siklus akan naik di bulan November, Desember dan puncaknya di Januari. Kemudian Maret turun dan akan naik lagi di bulan Juli kemudian September turun dan November naik.
Oki menyebut penyebarannya hampir merata di semua Kapanewon karena Bantul merupakan endemis. Namun yang tertinggi di 5 Kapanewon di antaranya Kasihan, Banguntapan, Pleret, Imogiri dan Sewon.
"Sewon awalnya paling tinggi. Tetapi sekarang rendah karena di tahun 2015 sudah ada penyebaran Wow Mantul," kata dia.
Ia mengakui program pelepasan nyamuk Wolbacia (Wow Mantul) yang mereka lakukan bulan Mei 2022 lalu memang belum terbukti ampuh mengurangi populasi nyamuk itu sendiri. Karena sesuai prediksi, program pelepasan nyamuk wolbacia baru akan efektif di tahun ketiga.
ADVERTISEMENT
Target awal WOW Mantul adalah nyamuk walhacia di atas 60 persen. Namun saat ini ada 11 kecamatan yang baru mencapai 46 persen. Bahkan ada 3 dusun yang belum mencapai 30 persen. Salah satu penyebabnya adalah faktor cuaca dan kelembaban udara.
"Itu juga karena redator sekitar kayak semut dan kumbang mempengaruhi," terang diam
Oki menambahkan masih seperti tahun-tahun sebelumnya, mereka mengingatkan masyarakat untuk mengendalikan laju DBD dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Di samping itu juga dengan memberikan obat-obat pengusir nyamuk.
"Kami mengingatkan agar masih tetap mengendalikan DBD dengan PSN yaitu melalui 3 M tempat kemungkinan bersarangnya jentik nyamuk dan plus obat-obatan pengusir nyamuk," ujar dia.