Kebingungan Milenial soal Pemilu 2019 Akibat Ulah Elit Politik

Konten Media Partner
18 Maret 2019 11:52 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Forum Lemabaga Legislatif Mahasiswa saat gelar Musyawarah Nasional di Yogyakarta, Senin (18/3/2019). Foto: erl
zoom-in-whitePerbesar
Forum Lemabaga Legislatif Mahasiswa saat gelar Musyawarah Nasional di Yogyakarta, Senin (18/3/2019). Foto: erl
ADVERTISEMENT
Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)nya mahasiswa seluruh Indonesia mengungkapkan sampai saat ini kalangan milenial terutama dari anak-anak SMA mengalami kebingungan dalam menentukan pilihan untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
Koordinator wilayah FL2MI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Muhammad Agus Setiawan, mengatakan mahasiswa harus kembali ke khitohnya yaitu sebagai Agent of Change. Di mana mahasiswa hadir untuk merubah tatanan hidup masyarakat atau memberikan sedikit pencerahan apa yang telah didapat di bangku perkuliahan untuk masyarakat yang lebih luas.
Ia mengungkapkan dari KPU wilayah maupun pusat partisipasi masyarakat dalam Pemilu sama sekali belum mencapai angka pemilih 75%. Oleh karena itu masih banyak target-target itu belum tercapai. Ia mengakui memang ada lebih dari 5 juta sekarang milenial Indonesia yaitu pemilih-pemilih muda yang akan menggagas nantinya sampai kepada puncaknya yaitu masa bonus demografi.
"Mulai dari saat ini atau saat pemilu. Kita menghimbau bahwasanya bukan mengedepankan yang namanya fanatisme kita boleh berbeda pilihan itu tapi yang jelas kita harus coblos mencoblos agar satu suara yang kita berikan itu juga bisa mempengaruhi perkembangan Indonesia,"tuturnya di sela Munas FL2MI di Yogyakarta, Senin (18/3/2019).
ADVERTISEMENT
Pihaknya beberapa kali mencoba mengambil survei-survei kecil-kecilan dan hasilnya memang pemilih-pemilih yang muda terutama anak-anak SMA mengalami kebingungan melihat dinamika elit politik. Sebagai contoh banyak elit politik yang mengatakan intoleransi. Sedangkan di FL2MI sendiri kebanyak warna dan banyak perberbedaan.
Perbedaan yang ada mulai dari Organisasi Mahasiswa (Ormawa), sistem kelembagaannya serta personilnya juga berbeda-beda di mana ada orang-orangnya bahkan yang dari Papua sampai Aceh. Dan selama ini pemilih pemilih pemula bisa dibilang belum memiliki ketegasan dalam memilih.
"Itu tuh mereka akhirnya jadi bingung dengan apa yang dipaparkan oleh elit-elit," tambahnya.
Untuk itulah, peran generasi muda sebagai mahasiswa diharapkan bisa memberikan pikiran-pikiran yang segar atau kegiatan-kegiatan yang segar bagi kalangan milenial ini. Sehingga para pemilih pemula ini sadar arti pentingnya keikutsertaan mereka dalam Pemilu.
ADVERTISEMENT
Dalam Munas kali ini pihaknya sengaja mengangkat tema implementasi nilai-nilai Pancasila dalam masa era globalisasi untuk mewujudkan Indonesia emas yang bermartabat maksudnya adalah saat ini sangat sering lihat beberapa kejadian yang ada di Indonesia masuknya paham radikalisme yang masuk ke kampus-kampus.
Paham-paham radikalisme sering menyebabkan terjadinya tindakan-tindakan pragmatisme. Melalui Munas ini pigaknya ingin mencoba untuk sedikit meredam itu dan mencoba untuk membuka kembali pikiran dari mahasiswa maupun masyarakat tetkait bahaya paham radikalisme.
"Kenapa itu kami gerakan yang paling utama adalah mahasiswa karena di sini mahasiswa sebagai Agent of Change,"tuturnya. (erl/adn)