Kementerian Pertanian Dorong Korporasi Petani

Konten Media Partner
10 Juli 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi petani. Foto: Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petani. Foto: Kumparan.
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian terus berusaha mendorong agar taraf ekonomi petani mengalami peningkatan. Mereka ini berusaha keras untuk menghubungkan an lembaga usaha petani di kawasan produksi hortikultura ke jejaring ekspedisi cargo yang dengan sistem pemasaran berbasis daring atau online.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal hortikultura Kementerian Pertanian, Suwandi, mengatakan pihaknya mendorong para petani atau kelompok tani untuk bisa membentuk korporasi. Caranya adalah dengan mendirikan badan usaha sejenis koperasi. Karena dengan mengoperasikan kelompok tani kecil itu mampu menekan biaya produksi petani menjadi lebih efisien dengan tidak meninggalkan kualitas serta produktivitas mereka.
Saat ini Kementerian Pertanian memang tengah berusaha keras menghubungkan para petani hortikultura dengan pelaku usaha untuk pemasaran hasil produksi Baik secara langsung ataupun secara online. Saat Ini Kementerian pertanian telah memiliki aplikasi yang mampu mengintegrasikan petani hortikultura By name by address dengan pelaku usaha. Aplikasi tersebut namanya Sartika atau sistem informasi agribisnis hortikultura.
"Kita sudah hubungkan antara petani dengan pelaku usaha eksportir dan 30-an startup produk pertanian,"ujarnya usai pembukaan pertemuan nasional perencanaan hortikultura di Yogyakarta, Rabu (10/7/2019).
ADVERTISEMENT
Menurutnya dengan meningkatkan ekspor dan hilirisasi produk hortikultura maka harapannya dapat memacu pertumbuhan produksi perbaikan mutu hasil panen dan memperluas akses pemasaran bagi para petani hortikultura. Dengan pembentukan korporasi kelompok tani kecil-kecil di kawasan hortikultura maka mereka bisa diseragamkan dan diatur input produksi cara berbudidaya hingga pengelolaan pascapanen serta pemasaran.
Saat ini kawasan produksi hortikultura khususnya aneka cabai dan Bawang Merah memang akan diarahkan untuk pengembangan di luar pulau jawa sementara untuk wilayah pulau Jawa hanya difokuskan untuk hilirisasi produk pertanian. Selain itu Kementerian Pertanian juga berusaha mendorong dan menumbuhkan pasar lelang di setiap kawasan produksi.
"Saat ini sudah berjalan setidaknya 13 pasar lelang di Kabupaten sentra cabai,"ungkapnya.
Suwanti menambahkan pasar lelang tersebut sangat penting keberadaannya guna memotong rantai distribusi kertas hortikultura seperti cabai ataupun bawang merah. Selain itu pasar lelang juga penting untuk menciptakan sistem satu harga di satu kawasan disamping juga petani bisa mendapatkan uang langsung karena sifatnya Cash and Carry.
ADVERTISEMENT
Saat ini komoditas cabe sebenarnya sudah berkembang dan akan disusul oleh komoditas yang lain di mana komoditas komoditas tersebut sangat rentan dengan fluktuasi harga. (erl/adn)