Kepala BKKBN Sebut Pendidikan Reproduksi Jadi Upaya Cegah Pernikahan Dini

Konten Media Partner
11 Maret 2022 18:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Launching 'Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan Dalam 3 Bulan Terakhir Pranikah Dalam Upaya Pencegahan Stunting Dari Hulu Kepada Calon Pengantin' di Pendopo Parasamya Bantul, Jumat (11/3/2022).
zoom-in-whitePerbesar
Launching 'Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan Dalam 3 Bulan Terakhir Pranikah Dalam Upaya Pencegahan Stunting Dari Hulu Kepada Calon Pengantin' di Pendopo Parasamya Bantul, Jumat (11/3/2022).
ADVERTISEMENT
Pemerintah akan mempertegas kolaborasi antara penyuluh Kementrian Agama, BKKBN dan Dinas Kesehatan untuk mengurangi angka stunting. Ketiga stakeholder inilah yang biasanya didatangi oleh calon pengantin. Salah satunya adalah menekan angka pernikahan dini.
ADVERTISEMENT
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menyebut angka pernikahan dini di Indonesia memang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan. Berdasarkan angka terakhir di tahun 2021, ada 20 per 1000 pasangan yang menikah di usia dini.
"Kita memang berusaha menekan angka pernikahan dini tersebut," ujarnya, saat launching 'Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan Dalam 3 Bulan Terakhir Pranikah Dalam Upaya Pencegahan Stunting Dari Hulu Kepada Calon Pengantin' di Pendopo Parasamya Bantul, Jumat (11/3/2022).
Menurut Hasto, angka pernikahan dini yang mereka gunakan adalah angka pasangan yang hamil di usia 15 sampai 19 tahun. Salah satu upaya untuk menekannya adalah dengan pendidikan reproduksi di usia dini agar lebih terbuka lagi.
Ia meminta agar pendidikan reproduksi di usia dini jangan dianggap sebagai pendidikan seks atau bukan pelajaran tentang seks. Karena pelajaran seks itu sebenarnya berbeda dengan orang mengajarkan tentang hubungan seks.
ADVERTISEMENT
"Inilah yang harus dihapus agar mereka takut melakukan hubungan seks di usia dini. Karena mereka tahu resikonya," tandasnya.
Selama ini, Hasto mengakui jika pendidikan seks belum diberikan secara lebih terbuka dan belum terstruktur di sekolah. Sehingga pendidikan seks saat ini masih dianggap sesuatu yang tabu.
Menurutnya, pernikahan dini akan mengakibatkan anak mereka stunting. Karena ketika menikah di usia belasan, ukuran panggul masih terlaku kecil sehingga akan memicu bayi yang dilahirkan juga tidak berukuran normal.
"Nikah dini memengaruhi stunting, bukan kebalikannya, stunting memengaruhi nikah dini, tapi nikah dini membuat stunting yes," tuturnya.
"Nanti sosialisasi akan gencar. Dan setiap yang akan menikah akan ditanyakan surat pemeriksaan kesehatannya," tandasnya.
Menteri Agama Yakut menuturkan pemerintah memang berusaha keras agar generasi mendatang memiliki kesehatan yang prima. Terkait dengan pernikahan dini nantinya pasti akan diatur termasuk juga pendidikan seks di sekolah
ADVERTISEMENT
"Pendidikan seks ini masih kita kaji bagaimana yang paling tepat," terangnya.