Kesadaran Gunakan Pelindung Mata Minim, Kasus Katarak Meningkat

Konten Media Partner
1 September 2019 16:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasien penerima bantuan operasi katarak gratis. (Foto: Dion)
zoom-in-whitePerbesar
Pasien penerima bantuan operasi katarak gratis. (Foto: Dion)
ADVERTISEMENT
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai daerah dengan angka harapan hidup tertinggi se-Indonesia mengandung konsekuensi dalam bidang kesehatan, khususnya penyakit katarak, yang kasusnya terus bertambah setiap tahun. Berbagai upaya dilakukan untuk meminimalisir kasus katarak tiap tahunnya dari berbagai pihak.
ADVERTISEMENT
Penggunaan gawai serta minimnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan pelindung mata membuat kasus katarak meningkat tiap tahunnya. Namun, ada faktor lain yang mempengaruhi kejadian katarak
“(Penyebabnya) bisa karena usia atau regeneratif,” kata Syaifudin, Direktur PT Queen Latifa Husada Jaya, dalam konferensi pers Baksos Operasi Katarak dan Skrining Mata di RSU Queen Latifa, Minggu (1/9/2019).
World Health Organization (WHO) menargetkan setiap orang mendapat penglihatan optimal pada 2020. Mendukung terwujudnya target tersebut, sejumlah pihak memberikan operasi katarak gratis bagi para penderita. Tak ketinggalan, RSU Queen Latifa.
Katarak rupanya banyak ditemukan di daerah pedesaan karena masyarakat seringkali tidak menggunakan pelindung mata ketika turun ke sawah.
“Salah satu penyebab katarak karena terkena sinar matahari secara langsung yang dapat mempercepat terjadinya katarak,” jelas Suhardjo, Ketua Seksi Penanggulangan Buta Katarak (SPBK) Perdami cabang Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan katarak tidak bisa dicegah, tetapi dapat dihambat pertumbuhannya. Gula darah tinggi juga menjadi salah satu penyebab berbagai penyakit mata. Atas dasar itu Suhardjo berharap kampanye hidup sehat terus digalakkan supaya terhindar dari berbagai penyakit, khususnya mata.
Ketua Gerakan Pramuka DIY (Kwarda), GKR Mangkubumi. Foto: Dion.
Upaya penanggulangan katarak juga dilaksanakan Gerakan Pramuka DIY (Kwarda) melalui langkah-langkah yang dijabarkan GKR Mangkubumi, sang ketua. Pertama dia menyoroti gangguan kesehatan mata yang mulai merambah ke usia anak-anak karena pengaruh penggunaan gawai dan alat teknologi lainnya.
“Edukasi dilakukan dari tingkat Gugus Depan (Gusdep) dan Kwartir Cabang (Kwarcab) yang membantu dalam hal skrinning calon pasien terkena katarak,” jelas GKR Mangkubumi.
Lanjutnya, untuk mengedukasi juga perlu diberi bekal dan pelatihan tentang kesehatan mata supaya dapat mensosialisasikan kepada para lansia, utamanya, di wilayah masing-masing. Dia turut berterima kasih atas terjalinnya kerjasama ini dan berharap menjadi titik awal mengedukasi masyarakat tentang kesehatan mata. Mukindah salah seorang pasien mengaku senang dengan adanya operasi katarak gratis ini.
ADVERTISEMENT
“Semoga bisa rutin terselenggara setiap tahun,” harap Rismanto, suami Mukindah. (Dion/adn)