Kesaksian Warga di Lereng Merapi Saat Erupsi Minggu, 21 Juni 2020

Konten Media Partner
21 Juni 2020 18:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gunung Merapi meletus. Foto: Kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gunung Merapi meletus. Foto: Kumparan.
ADVERTISEMENT
Gunung Merapi kembali erupsi Minggu (21/6/2020) pagi. Dua kali erupsi vertikal terjadi Minggu pagi sempat terjadi dan banyak diabadikan oleh warga melalui telepon genggamnya. Namun warga sekitar yang mendengar dan mengetahui peristiwa tersebut tetap tenang dan tidak panik.
ADVERTISEMENT
Heri Suprapto, tokoh masyarakat dan mantan kepala desa di wilayah Kecamatan Cangkringan, Sleman mengaku, ketika terjadi erupsi, warga di lereng Merapi mendengar suara gemuruh. Warga sudah menganggap hal tersebut kejadian yang biasa sehingga tidak terjadi kepanikan.
Heri mengungkapkan, sebelum erupsi, warga sempat mendengar suara gemuruh. Sebagian masyarakat juga sempat melihat ke arah gunung merapi untuk mengetahui arah kepulan asap yang membumbung cukup tinggi. Kendati demikian, tidak terjadi hujan abu di sekitar tempat tinggal mereka.
"Bagi kami, sudah tidak kaget lagi. Tapi ya, masyarakat di sini, di lereng Merapi itu selalu siaga jika memang harus mengungsi," ujarnya.
Heri menambahkan bahwa setelah terjadi erupsi, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa. Meskipun begitu, pihaknya tetap menghimbau agar berada di radius aman yakni 3 kilometer dari puncak gunung Merapi.
ADVERTISEMENT
Samijo (45) warga yang tinggal di kaki Gunung Merapi, mengaku terkejut saat terjadi erupsi Gunung Merapi, Minggu (21/6/2020). pemilik kedai Warung Kopi Merapi di Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman mengaku tidak ada suara gemuruh yang terdengar ketika erupsi terjadi.
"Tadi memang ada kepulan asap membumbung tinggi, tak kira itu awan biasa di puncak merapi tapi kok kepulan asap Iangsung muncul dengan cepat dari (Gunung) Merapi," kata Samijo.
Dalam laporannya, BPPTKG DIY menyebutkan saat erupsi terjadi kondisi cuaca sedikit berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat daya dan barat. Suhu udara 21.4-26.1 °C, kelembaban udara 65-67 %, dan tekanan udara 653.8-689.1 mmHg.
2 kali letudan memiliki amplitudo 75 mm, dan berdurasi 100-328 detik. Selain itu juga terjadi gempa hembusan sebanyak 11 kali dengan Amplitudo 3-12 mm dan berdurasi 11.3-53.2 detik. Gempa Low Frekuensi terjadi 13 kali dengan amplitudo 5-30 mm dan berdurasi 11.2-40.3 detik. GempanHybrid/Fase Banyak terjadi dua kali dengan amplitudo 3-5 mm berdurasi : 5.7-6 detik.
ADVERTISEMENT
"Potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif," tulis BPPTKG dalam rilisnya.