Ketum PP Muhammadiyah: Jika Darurat Corona, Salat Idulfitri Dapat Ditiadakan

Konten Media Partner
30 Maret 2020 21:56 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebutkan bahwa Idul Fitri dapat ditiadakan terkait dengan merebaknya virus corona. Kini, pemerintah pusat berupaya untuk menekan penyebaran virus corona secepat mungkin.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana sebelumnya MUI telah mengeluarkan fatwa agar menunaikan ibadah salat di rumah serta fatwa antisipatif untuk menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri dengan segala rangkaiannya.
“Intinya tarawih dan kegiatan ibadah di masjid dapat dilakukan di rumah masing-masing. Idul Fitri dapat ditiadakan jika keadaan sampai dua bulan ke depan masih darurat Corona,” ujar Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, dalam siaran pers, Senin (30/3/2020).
Dalam surat edaran yang dikeluarkan Muhammadiyah menyebutkan bahwa Salat tarawih dapat dilakukan di rumah masing-masing. Namun demikian, puasa tetap dilakukan bagi orang yang sehat.
“Salat Idul fitri adalah sunnah muakkadah dan merupakan syiar agama yang amat penting. Namun apabila pada awal Syawal 1441 H mendatang tersebarnya virus corona belum mereda, salat Idul Fitri dan seluruh rangkaiannya (mudik, pawai takbir, halal bihalal, dan lain sebagainya) tidak perlu diselenggarakan,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pemerintah pusat perlu mempertimbangkan pemberlakuan karantina wilayah yang berlaku secara nasional dengan merujuk pada UU No 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan maupun Peraturan Presiden atau landasan hukum lainnya.
“Dengan prinsip negara kesatuan dan demi penyelamatan bangsa, sebenarnya pemerintah memiliki dasar kuat untuk mengambil langkah dan kebijakan nasional untuk mencegah perluasan sekaligus memotong rantai penularan wabah COVID-19. Korban tertular dan meninggal sudah banyak, saatnya penyelamatan nasional untuk bangsa lebih diutamakan,” katanya.
Tak hanya itu, pemerintah juga perlu memikirkan dampak ekonomi yang diakibatkan oleh virus corona maupun ketika menerapkan sistem karantina wilayah nanti. Ia meminta agar negara benar-benar hadir saat rakyat membutuhkan.
Ia pun mengajak masyarakat untuk membuktikan diri akan bela negara dan rasa cinta Tanah Air. Salah satunya adalah dengan melakukan social distancing dan mengurangi aktivitas di luar rumah.
ADVERTISEMENT
“Dalam suasana seperti sekarang sebaiknya kedepankan pula keluhuran rohani dengan saling bekerjasama dan tidak saling menyalahkan, mau menerima kritik dan masukan dengan lapang hati, serta tidak kalah pentingnya semua berbuat nyata memecahkan masalah. Jika tidak dapat memberi jalan keluar, sebaiknya saling menahan diri untuk tidak menambah berat masalah,” kata Haedar.
Haedar juga menyampaikan rasa empati terhadap perjuangan para petugas kesehatan dan para sukarelawan di garda depan dengan segala risiko.
“Maka kita yang berada dalam posisi dan peran masing-masing dapat memaksimalkan ikhtiar untuk berbuat yang terbaik untuk hadapi musibah COVID-19 ini. Kita semakin menyadari di tengah gelombang musibah global ini kuasa manusia tidak ada yang digdaya, semuanya terasa kecil dan nisbi,” jelas Haedar.
ADVERTISEMENT