Komisi 8 DPR RI Ingatkan Mitigasi Bencana di Bandara Kulonprogo

Konten Media Partner
14 Februari 2019 15:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambaran Bandara Kulonprogo (New Yogyakarta International Airport). Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gambaran Bandara Kulonprogo (New Yogyakarta International Airport). Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Komisi 8 DPR RI mengaku heran mengapa bandara baru DIY dibangun di lokasi rawan bencana. Sebab Komisi 8 DPR RI telah mendapat informasi dari BNPB yang menyebutkan bahwa Bandara baru Kulon Progo, New Yogyakarta International Airport (NYIA) berada di patahan tsunami.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi 8 DPR RI, Khoirul Muna, mengatakan karena bandara DIY baru di Kulonprogo berada di patahan tsunami kenapa tidak diperhitungkan mitigasi bencananya. Apalagi bangunan bandara tidak di desain secara miring, karena berdasarkan pengalaman lebih aman dibanding bangunan yang tegak lurus ataupun sejajar dengan garis pantai.
Justu yang ada, bangunan tersebut menghadap ke pantai sehingga hal ini bahaya sekali. Padahal informasi langsung dari BNPB yang menyebutkan bandara NYIA berada di tengah patahan tsunami, bukan lagi patahan gempa. Dan BNPB menyebut di kawasan bandara Kulonprogo tersebut pernah terjadi tsunami besar.
Muna melanjutkan, pihaknya sudah mempertanyakan kepada BNPB terkait dengan potensi tersebut ada namun pembangunan tidak memikirkan potensi bencana tersebut. Ia heran ketika ada kajian yang menyebutkan potensi bencana, sekecil apapun maka harus diperhatikan. Ketika sudah ada peringatan terkait dengan hal tersebut mustinya harus ada perhatian terkait bangunannya, kemudian bagaimana penanggulangannya.
ADVERTISEMENT
"Makanya saya tanya ke BPBD sini (DIY) sejauh mana ini diantisipasi,"ujarnya saat berkunjung ke Yogyakarta, Kamis (14/2/2019).
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswananto menjelaskan, berdasarkan data yang ia miliki, kawasan bandara baru memang berpotensi terjadi tsunami karena ada patahan gempa di Samudra Hindia yang merupakan terusan dari Aceh. Namun demikian ia mengaku belum pernah mengetahui jika di kawasan bandara tersebut pernah terjadi tsunami besar di kawasan tersebut.
Karena berada di kawasan rawan bencana tsunami maka pihak pemrakarsa proyek sudah memperhitungkan semuanya. Dalam konstruksi bangunan sudah ada mitigasi bencana yang dimungkinkan terjadi termasuk dengan bahan konstruksi yang tahan gempa maksimal amplitudo tertentu hingga struktur bangunan yang bisa selamat dari tsunami.
"Dan di sisi selatan bandara yang berbatasan dengan laut rencananya sudah akan ditanami dengan tanaman penahan tsunami. Sementara untuk gempa justru berpotensi di DIY sisi timur karena ada sesar opak yang aktif,"ujarnya.
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, mengaku sepanjang pengetahuannya di kawasan yang notabene juga tanah milik Pakualaman memang belum pernah terjadi bencana tsunami besar. Jika gelombang tinggi memang pernah terjadi, namun hal tersebut juga terjadi di Pantai Selatan DIY.
Project Manager Bandara NYIA, Taochid Purnomo Hadi mengatakan, bandara baru di Kulon Progo, New Yogyakarta International Airport (NYIA) berdiri di atas tanah seluas 582 hektare persegi. Lokasi bandara baru tersebut berada di tepi pantai di Kecamatan Temon Kulon Progo. Karena DIY termasuk kawasan bandara baru tersebut termasuk wilayah rawan gempa bumi dan tsunami, maka infrastruktur bandara baru tersebut sudah mengakomodir mitigasi kedua bencana tersebut.
Guna mengantisipasi bencana gempa bumi dan tsunami, pihaknya telah mendatangkan ahli dari luar negeri termasuk salah satunya dari Jepang. Seluruh struktur bangunan nanti akan didesain dengan kekuatan mampu menahan gempa paling tidak minimal 8,8 SR. Bahkan ada bangunan yang didesain khusus untuk dikorbankan ketika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami.
ADVERTISEMENT
Nantinya, terminal lantai 2 akan digunakan sebagai tempat evakuasi penumpang dan komunitas yang bandara ketika terjadi tsunami. Terminal ini memiliki ketinggian 6 meter, di mana ketinggian ini sesuai dengan rekomendasi dari para ahli. Di mana berdasarkan perkiraan para ahli, tsunami yang bisa terjadi di Kulon Progo maksimal dengan ketinggian mencapai 4 meter.
"Di Terminal ini ada bangunan khusus yang disiapkan sebagai sacrifice coloumn atau kolom yang dikorbankan ketika terjadi tsunami untuk melindungi bangunan lain,"ujarnya.
Bandara ini tidak hanya mengakomodir keselamatan penumpang dan komunitas bandara ketika terjadi tsunami. Sebab, bandara baru di Kulon Progo ini akan dilengkapi bangunan Crisis Center. Bangunan Crisis Center ini didesain khusus di mana ketika terjadi gempa dan tsunami pintu-pintu bangunan tersebut akan secara otomatis membuka.
ADVERTISEMENT
Ketika pintu bangunan otomatis terbuka maka masyarakat sekitar bandara bisa langsung masuk ke dalam bandara untuk menyelamatkan diri. Luas bangunan Crisis Center ini adalah 4.000 meter persegi dan diperkirakan mampu menampung sekitar 1.000 orang. Sehingga ia yakin, bandara baru tersebut aman dari bencana gempa bumi dan tsunami.
"Semua sudah kita perhitungkan dan kita antisipasi berdasarkan kajian para ahli,"tambahnya.
Sebenarnya, lanjutnya, untuk mengurangi resiko tsunami, para ahli sudah merekomendasikan agar kawasan di selatan bandara harus diberi barrier atau pelindung. Namun pelindung yang dibuat berdasarkan rekomendasi para ahli hanyalah pelindung alami. Oleh karena itu, seyogyanya jika kawasan di selatan bandara baru tidak boleh ada bangunan berdiri. (erl/adn)