Lingkungan Rusak karena Tambang Pasir Liar, Ratusan Warga Muara Sungai Opak Demo

Konten Media Partner
18 April 2021 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga yang demo tolak penambangan pasir liar. Foto: erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Warga yang demo tolak penambangan pasir liar. Foto: erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Ratusan warga dari 2 Kelurahan masing-masing Kelurahan Srigading Kapanewonan Sanden dan kelurahan Trihanggo Kapanewonan Kretek melakukan aksi penolakan penambangan liar di muara Sungai Opak, Minggu (18/4/2021) pagi. Mereka menuntut penambangan pasir liar Muara Sungai Opak dihentikan.
ADVERTISEMENT
Koordinator Aksi, Setyo menuturkan aksi penambangan liar pasir di muara Sungai Opak sebenarnya sudah mulai muncul sejak 2006 yang lalu tepatnya pascagempa. Dan dalam 5 tahun terakhir ini jumlah penambangan pasir muara Sungai Opak yang tak berizin semakin banyak.
Penambangan pasir muara Sungai Opak yang kian masif tersebut akan mengancam ekosistem dan lingkungan hutan bakau Maros serta lahan pertanian yang dikelola oleh warga. Asalnya dengan penambangan pasir muara Sungai Opak tersebut akan mempercepat abrasi di wilayah mereka.
"Pasir di tengah muara Sungai Opak tersebut merupakan barrier atau pelindung alami dari hantaman gelombang tinggi Pantai Selatan Yogyakarta. Jika itu hilang maka air laut semakin cepat masuk ke daratan,"paparnya, Minggu.
Di samping itu dengan hilangnya pasir di Tengah muara Sungai Opak tersebut maka air garam yang masuk ke kedua Kelurahan tersebut akan semakin cepat. Hal ini tentu akan mengancam pertanian yang dibudidayakan oleh warga setempat. Para petani akan kehilangan lahan pekerjaan mereka.
ADVERTISEMENT
Jika alasannya untuk normalisasi muara sungai Sungai Opak maka seharusnya pasir-pasir tersebut cukup digali namun tidak perlu dijual. Saat ini semua pasir yang ditambang telah dijual padahal penambangan pasir tersebut tak mengantongi izin dari pemerintah.
Setiap hari setidaknya ada 15 hingga 20 truk yang hilir mudik mengangkut pasir pasir dari muara Sungai Opak tersebut. Satu truknya pasir muara Sungai Opak dijual seharga harga Rp250.000 hingga Rp300.000. Hal tersebut memang menunjukkan nilai ekonomi pasir muara Sungai Opak cukup tinggi.
"Hanya saja itu jangan dijadikan sebagai alasan untuk urusan perut. Karena pertanian dan penduduk sekitar juga memiliki alasan. Kami menolak penambangan pasir dengan radius 4 kilometer,"ujarnya.(erl)
15 Hektare Lahan Pertanian Hilang
Aksi penambangan pasir liar di muara sungai Opak Setelah mengakibatkan setidaknya 15 hektar Sultan Ground hilang. Bagian besar Sultan ground tersebut difungsikan sebagai lahan pertanian yang dikelola oleh para petani di sekitar muara Sungai Opak.
ADVERTISEMENT
Menurut Setyo, jika dibiarkan maka lahan pertanian yang hilang akan semakin luas sehingga banyak lagi petani yang kehilangan lahan garapan mereka. Meskipun Sultan ground bukan milik petani namun karena fungsinya dikelola oleh warga setempat maka ketika hilang yang akan membuat para petani semakin terpuruk.
"Lagi-lagi urusan perut. Jadi bukan mereka (penambang) saja yang beralasan karena urusan perut kita para petani juga kehilangan mata pencaharian,"tambahnya.
Selama ini di muara Sungai Opak juga ada konservasi hutan mangrove yang memang dibudidayakan oleh warga setempat sebagai barier alami dari kapan gelombang tinggi sehingga abrasi di wilayah mereka bisa diminimalisir. Namun dengan keberadaan penambangan pasir muara Sungai Opak demikian masih tersebut perlahan-lahan hutan mangrove juga Mulai hilang.
ADVERTISEMENT
Lurah Srigading, Prabowo Suganda mengaku persoalan penambangan pasir liar di muara Sungai Opak tersebut sudah menjadi perhatian dari pemerintah setempat. Bahkan beberapa hari yang lalu pihaknya telah berkoordinasi dengan Babin Kamtibmas dan Babinsa wilayah setempat untuk melakukan peninjauan ke muara Sungai Opak.
Namun ketika rombongan mereka tiba di muara sungai Opak ternyata aksi penambangan pasir liar tersebut tidak ada sama sekali. Rombonganpun akhirnya kembali ke kantor Kelurahan. Dan ketika sampai di kantor Kelurahan ada warga yang mengirimkan video serta foto aktivitas penambangan liar pasir muara Sungai Opak tersebut kembali dilakukan.
"Jadi ini apa? Apakah memang ada yang membocorkan rencana kami atau tidak,"terangnya.
Ia mengakui ada beberapa apa warga setempat yang terlibat dalam penambangan pasir tersebut Namun ada juga penambang pasir yang berasal dari luar 2 Kelurahan tersebut. Sehingga ia meminta pengawasan kepada pihak kepolisian terkait dengan aktivitas penambangan pasir di wilayah sungai tersebut.(erl)
ADVERTISEMENT