news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Malioboro Jadi Pusat Pedestrian, Pemerintah Masih Kaji Jalur Rekayasa Lalin

Konten Media Partner
9 Desember 2018 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ujicoba jalur pedestrian Malioboro yang diikuti dengan rekayasa lalu lintas hingga kini memang belum ditentukan kapan akan dimulai sejak pemerintah memutuskan menunda akhir November lalu. Beredar kabar, rencana pemberlakuan jalur pedestrian di kawasan Malioboro akan dilaksanakan pada awal tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, Pemerintah sendiri belum memutuskan seperti apa rekayasa lalu lintas yang mampu mendukung kawasan pedestrian Malioboro nanti ke depannya. Selain rencana pemberlakuan jalur searah di Jalan Mataram dan Jalan Bhayangkara dengan berlawanan arah jarum jam, rekayasa lalu lintas di seputaran kawasan tersebut masih belum ditentukan.
Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DIY, Hari Agus Triyono, mengungkapkan, beberapa ruas jalan sampai saat ini masih sering mengalami kemacetan. Seperti mendekati area masuk ke batas kota yang saat ini sering mengalami kemacetan juga. Sehingga pemerintah akan mengkaji apakah nanti akan ada lajur khusus sementara di jam-jam tertentu.
"Yang jelas di Malioboro sementara yang melintas kan hanya trans jogja. Ya seperti ini, jadi kita lihat mana yang memiliki potensi untuk mengurangi kemacetan,"ujarnya, Minggu (9/12/2018).
ADVERTISEMENT
Pengkajian memang terus dilakukan untuk melakukan rekayasa lalu lintas. Kajian tersebut sangat diperlukan karena memang saat ke depan hanya bus Trans Jogja saja yang boleh melintas di kawasan Malioboro. Sehingga harapannya nanti rekayasa lalu lintas tersebut bisa mendorong kecepatan waktu tempuh Bus Trans Jogja.
Jika kecepatan waktu tempuh bisa dipersingkat, maka masyarakat tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan jalur yang mereka inginkan. Sehingga ke depan akan semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan jasa Trans Jogja. Hal ini akan membuat load factor dari bus Trans Jogja nanti akan semakin bertambah.
"Saat ini sering kami kaji lagi mana-mana yang punya potensi, apakah perlu kontra flow seperti di Solo atau tidak,"tambahnya.
Dishub memang tengah mengkaji ruasnya jalan mana saja yang akan dicoba untuk diberlakukan rekayasa, dan jika perlu dengan kontra flow khusus Trans Jogja sehingga harapannya untuk mempercepat waktu tempuh. Ketika waktu tempuh Trans Jogja lebih cepat maka orang-orang bisa tertarik untuk naik.
ADVERTISEMENT
Waktu tempuh Jalur Trans Jogja memang menjadi kajian utama, terutama kalau nanti masuk ke kawasan Malioboro. Sebab, selama ini di Malioboro memang sudah susah untuk mencari tempat parkir. Sehingga ketika nanti libur panjang, maka masyarakat tidak perlu lagi memikirkan untuk parkir karena sudah memanfaatkan Trans Jogja.
Selain rekayasa, pihaknya kini juga tengah mengkaji lokasi Park End dari bus pariwisata ataupun kendaraan wisatawan. Sebelumnya memang pernah muncul rencana untuk memanfaatkan kawasan Kridosono sebagai Park End, namun karena Kridosono merupakan bundaran, sehingga sampai saat ini belum dilaksanakan.
"Dulu memang pernah ada isu-isu center point itu di sana (Kridosono) tetapi kan kita lihat lagi apakah nanti mana lempuyangan menghadap ke utara dan nanti bisa jadi center point dan itu juga bisa jadi pengembangan,"paparnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sigit Sapto Raharjo, mengakui sampai saat ini memang belum akan melaksanakan kawasan Malioboro sebagai pedestrian dengan melakukan rekayasa lalu lintas di seputaran Malioboro. Namun saat ini yang paling penting menurutnya adalah melakukan sosialisasi terhadap masyakarat yang tinggal di kawasan sasaran rekayasa lalu lintas.
"Jangan sampai nanti ada masyarakat yang protes belum ada sosialisasi ketika rencana tersebut dilaksanakan,"tandasnya. (erl/adn)