news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Megahnya Pemilihan Dimas Diajeng Bantul di Museum HOJ

Konten Media Partner
15 Juli 2019 9:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemilihan Dimas Diajeng Bantul di Museum History of Java, Bantul, Minggu (14/7/2019). Foto: atx.
zoom-in-whitePerbesar
Pemilihan Dimas Diajeng Bantul di Museum History of Java, Bantul, Minggu (14/7/2019). Foto: atx.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 30 finalis berlomba memperebutkan gelar Dimas Diajeng Kabupaten Bantul, Minggu, (14/7/2019) bertempat di Museum History of Java Jalan Parangtritis, Sewon, Bantul.
ADVERTISEMENT
Atmosphere Little Malioboro street yang berada di satu area museum History of Java atau yang beken disebut Louvre Van Java tampak sangat menyatu dan megah menyuguhkan perhelatan akbar tersebut.
Suasana sejarah Jawa panggung museum yang megah, berpadu orkestra dan tarian pembuka makin membuat penonton terhipnotis kala melihat kecantikan, keanggunan, kecakapan dan kepiawaian masing masing kontestan finalis beraksi.
Bupati Bantul, Suharsono, memberikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan acara di museum History of Java nan megah itu. Ia mengatakan acara ini dimaknai sebagai langkah pemerintah dalam memajukan pariwisata Kabupaten Bantul.
“Tahun-tahun ini pariwisata Kabupaten Bantul sedang diusahakan untuk berkembang. Hadir di berbagai tempat wisata. Dengan adanya pemilihan Dimas diajeng ini merupakan bentuk usaha memajukan destinasi pariwisata tersebut,” katanya.
ADVERTISEMENT
Suharsono berpesan kepada para finalis bahwa nantinya mereka akan berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai latar belakang.
Untuk itu Suharsono berpesan untuk selalu menjaga keramahan dan menerapkan 3s (senyum, salam, sapa).
Suharsono berharap untuk nantinya Dimas Diajeng 2019 dapat terpilih melalui proses yang obyektif, dan fapat mengemban amanah dalam memajukan Kabupaten Bantul di berbagai bidang.
Acara akbar dan bergengsi dari Kabupaten Bantul ini diprakarsai sejak tahun 2007 lalu secara kontinyu digelar tiap tahun oleh Dinas Pariwisata Bantul bekerjasama dengan Ikatan Paguyuban Duta Wisata Bantul dan para stake holder serta disupport penggerak - pencinta budaya dan pariwisata setempat.
Dewan juri berasal dari berbagai unsur. Antara lain Erna Suharsono ( Ketua TP PKK Kabupaten Bantul), Kwintarto Heru Prabowo (Kepala Dinas Pariwisata)
ADVERTISEMENT
Wahyu Adi Pramatmaja ( HPI Bantul), Mira Dhanisari (ASITA) Jan Benjamin ( Psikologi), Lusi Laksita (Public Speaking) dan Okto Lampito ( media massa).
Agenda ini diharap memberikan kesempatan seluas luasnya kepada para generasi muda millenial untuk lebih lagi dapat ikut memikirkan semua potensi pariwisata dan kebudayaan di Kabupaten Bantul turut serta mempromosikan dan pengembangan nya. Putera Puteri yang terpilih merupakan Duta Representatif diharapkan mampu untuk menjadi wakil sekaligus sebagai "agen promosi" yang mutakhir di jaman millenial ini.
Bupati Bantul Suharsono pun sempat terkesima dengan presentasi display museum modern digital I.T Augmented Reality yang sanggup menghadirkan 3 Dimensi benda benda artefak,binatang dan manusia purba Jawa ribuan tahun yang lalu ke hadapan pengunjung berikut dengan sound effect suara nya juga.
ADVERTISEMENT
Belajar sejarah di jaman millenial membuat penggunjung merasa lebih betah dan intisari tujuan berkunjung ke museum menjadi lebih hidup dan bermakna. (atx/adn)