news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Melihat Keseruan Para Pedagang Kirab 'Gunungan' Pasar Tradisional

Konten Media Partner
20 Oktober 2018 22:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Melihat Keseruan Para Pedagang Kirab 'Gunungan' Pasar Tradisional
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Para pedagang dari pasar tradisional di Yogyakarta memperlihatkan kreatifitas mereka dalam membalut kirab pasar tradisional di Yogyakarta pada Sabtu (20/10/2018). Kirab dimulai dari Pasar Beringharjo menuju ke pasar Ngasem Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Kirab Pasar 2018 tersebut merupakan rangkaian dalam perayaan HUT Kota Yogyakarta ke-262 yang diikuti ratusan pedagang dari 30 paguyuban pasar tradisional se-Kota Yogyakarta. Berjalan kaki dari Pasar Beringharjo menuju Pasar Ngasem, para peserta mengenakan pakaian khas Jawa dan di sepanjang rute menampilkan atraksi seni budaya sesuai ciri khas masing-masing pasar.
Setiap paguyuban pasar membawa sebuah gunungan yang berisi beraneka ragam hasil pasar, seperti ubi, jajanan pasar, sayuran, buah-buahan, ikan hias dan masih banyak lainnya.
Seperti pasar tradisional asal Pujokusuman, para pedagang datang menggunakan pakaian keseharian ketika berada di pasar. Para pedagang tersebut membawa hasil-hasil pasar yang dijajakan setiap hari.
"Banyak mas, ada sayuran, buah, gunungan juga kami bawa. Kalau pakaiannya seragam setiap hari ketika berada dipasar," kata Suharjono salah satu perwakilan pedagang Pujokusuman.
ADVERTISEMENT
Pedagang tradisional Komunitas Bakul Iwak Hias Pasar Pingit membawa sebuah patung ikan mas Koi dengan menggunakan kendaraan. Dalam kirab tersebut para pedagang sambil menampilkan atraksinya.
Sama halnya dengan pasar Kranggan yang mengikuti kegiatan tersebut, terbilang sering dengan membawa gunungan hasil-hasil pasar. Dengan beranggotakan 85 orang datang menggunakan pakaian Topeng Gedruk.
"Acara ini perlu dilestarikan karena sangat bagus dan istimewa, kedepannya agar semakin sukses," kata Kisno salah seorang pedagang Pasar Kranggan. (Nadhir Attamimi/adn)