Menilik Jalur Mudik Selatan di Yogyakarta

Konten Media Partner
23 Mei 2019 11:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruas perempatan Palbapang - Srandakan yang dibangun empat jalur. Foto: erl.
zoom-in-whitePerbesar
Ruas perempatan Palbapang - Srandakan yang dibangun empat jalur. Foto: erl.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 2.372.552 kendaraan roda dua dan 1.581.319 kendaraan pribadi roda empat diperkirakan akan masuk ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama musim libur lebaran. Beroperasinya jalan tol dengan memberlakaukan jalur searah mengakibatkan pola arus lalu lintas pada musim libur lebaran ini mengalami perubahan. Tahun ini, diperkirakan arus lalu lintas lebih banyak dari arah Jawa Timur dibanding dari Jakarta.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sigit Sapta Raharjo, mengatakan jalur mudik di Yogyakarta baik jalur utama ataupun alternatif sudah sangat siap untuk dilalui kendaraan. Hanya ruas ring road utara saja yang tersendat akibat pembangunan underpass Kentungan.
"Kita akan upayakan nanti kalau yang hanya melintas di Yogyakarta akan diarahkan untuk tidak masuk ke Kota," tuturnya, Kamis (23/5/2019).
Sigit mengatakan, karena arus lalu lintas lebih banyak dari timur, maka ada jalur alternatif yang digunakan oleh pemudik agar tidak masuk ke kota. Dari arah jalan Solo, tepatnya di Prambanan, pemudik akan diarahkan ke Sleman melalui pertigaan Bogem. Selain itu juga diarahkan ke kiri ke arah selatan melalui Piyungan-Bantul-Srandakan-Purworejo.
Tugujogja mencoba melewati jalur alternatif Prambanan ke Selatan. Di pertigaan Prambanan, kami mencoba mengambil ke kiri melewati jalan Prambanan-Piyungan.
ADVERTISEMENT
Setelah melewati Pasar Prambanan, ada satu palang pintu kereta api yang harus dilalui. Di sepanjang jalan Prambanan-Piyungan, jalanan tidak begitu mulus karena sedikit bergelombang dan banyak tambalan aspal baru yang menutup lubang jalan.
Sampai di pertigaan Piyungan langsung ambil ke kanan melalui jalan Wonosari ke arah barat. Kondisi jalan Wonosari cukup mulus dan lebar sehingga nyaman untuk dilalui. Namun, karena jalanan yang lebar, ruas jalan Wonosari ini menjadi titik rawan kecelakaan.
Ada dua alternatif yang bisa digunakan oleh pemudik ketika melintas Jalan Wonosari. Pemudik bisa mengambil arah jalan lurus hingga tembus ke ring road timur dan meneruskan perjalanan melalui ring road tembus ke jalan Wates.
Sementara alternatif kedua yakni melalui jalur Sampakan-Banyakan Piyungan-Pleret-Jejeran-Karangsemut-Perempatan Jetis-Pasar Barongan-Perempatan Bakulan-Perempatan Palbapang-Srandakan-Galur-Brosot-Deandels-Perempatan Glagah-Jalan Wates-Yogyakarta International Airport (YIA)-Purworejo.
Jalur Daendels di Kulon Progo. Foto: erl.
Secara umum, jalur ini cukup mulus dan nyaman dilalui. Hanya ruas Banyakan-Pleret-Jejeran saja yang jalannya masih banyak berlubang dan bergelombang. Ruas yang lain kondisi aspalnya cukup halus sehingga kendaraan bisa nyaman melintas.
ADVERTISEMENT
Lebar ruas jalan Prambanan-Piyungan ada sekitar 12 meter sehingga nyaman dilalui kendaraan besar. Sementara ruas jalan Sampakan-Banyakan lebarnya sekitar 14 meter dengan kondisi mulus.
Penyempitan terjadi di jalan Banyakan-Pleret-Jejeran di mana lebarnya hanya sekitar 8 meter dan bergelombang. Lebar jalan di ruas jalan Jejeran-Karangsemut-Perempatan Jetis-Bakulan-Palbapang mencapai 12-14 meter.
Lebar jalan di ruas Perempatan Palbapang-jembatan Srandakan, sekitar 18 meter karena terbagi empat lajur. Kondisinya sangat mulus karena di jalan ini belum lama dilakukan pengaspalan.
Penyempitan terjadi di jembatan Srandakan hingga ke pertigaan Galur. Dari pertigaan Galur ambil ke kiri melewati jalur selatan atau jalur Deandels hingga sampai ke perempatan Glagah.
Kondisi jalannya cukup mulus dengan lebar sekitar 12 meter. Di ruas ini, pengendara harus ekstra hati-hati karena jalannya lurus sepanjang 15-20 kilometer, hanya ada letter S di daerah Panjatan Kulonprogo.
Pengalihan Arus di Perempatan Glagah, Kulon Progo. Foto: erl
Sesampai di perempatan Glagah, pemudik harus ambil ke kanan dan tidak bisa lurus. Sebab ada pengalihan arus akibat pembangunan bandara NYIA. Dan sampai ke Jalan Wates atau pertigaan Demen langsung ke kiri melintasi jalur jalan Wates hingga Purworejo.
ADVERTISEMENT
"Di depan bandara NYIA, pengendara harus ekstra hati-hati karena adanya truk proyek serta kendaraan keluar masuk bandara,"tambahnya
Dari pantauan tugujogja, di depan bandara terlihat banyak material seperti pasir berceceran sehingga bisa membahayakan pengendara terutama sepeda motor. Saat ini arus kendaraan keluar masuk bandara NYIA belum begitu ramai.
Di jalur ini, beberapa pasar tradisional keberadaannya memang harus diwaspadai. Mulai dari Pasar Prambanan, pasar Gendeng, Pasar Piyungan, Pasar Pleret, Pasar Jejeran, Pasar Barongan, Pasar Srandakan, Pasar Galur dan Pasar Glagah. (erl/adn)