Merapi Kembali Keluarkan Lava Pijar

Konten Media Partner
17 Desember 2018 8:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Merapi Kembali Keluarkan Lava Pijar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Guguran lava pijar kembali terjadi di puncak Gunung Merapi. Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkapkan pada, Minggu (16/12/2018) jam 19:08 WIB teramati guguran lava yang mengarah ke bukaan kawah yaitu hulu Kali Gendol dengan jarak luncur sebesar 300 m. 
ADVERTISEMENT
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengungkapkan, berdasarkan monitoring dari beberapa CCTV yang terpasang di berbagai titik, ada yang merekam terjadinya guguran lava pijar tersebut. Kendati terjadi guguran lava pijar namun BPPTKG mengklaim saat ini intensitas guguran masih rendah.
"Masyarakat kami minta untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa dan masyarakat di Kawasan Rawan Bencana III dihimbau untuk terus mengikuti informasi pertumbuhan kubah dan guguran lava serta radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktifitas penduduk," katanya.
Dalam sepekan terakhir, lanjutnya, cuaca cerah terjadi pada pagi dan malam hari, siang dan sore hari berkabut. Asap teramati berwarna putih, tebal, dengan tekanan gas lemah. Tinggi maksimum 200 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada tanggal 10 Desember 2018. 
ADVERTISEMENT
Sementara berdasarkan analisis morfologi berdasarkan foto dari sektor tenggara menunjukkan adanya perubahan morfologi yang berupa pertumbuhan kubah. Melalui stasiun kamera Deles memperlihatkan analisis morfologi volume kubah lava per 13 Desember 2018 sebesar 359.000 m3 dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.200 m3/hari, relatif sama dari minggu sebelumnya. Di mana saat ini kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah (<20.000 m3/hari). 
Menurut Hanik, dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 28 kali gempa Hembusan (DG), 4 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 9 kali gempa Fase Banyak (MP), 264 kali gempa Guguran (RF), 35kali gempa Low Frekuensi (LF)dan 12 kali gempa Tektonik (TT). 
"Kegempaan LF pada minggu kemarin memang lebih tinggi dari minggu sebelumnya,"terangnya.
ADVERTISEMENT
Pihaknya mencatat, deformasi dengan jarak tunjam di sektor barat dari titik tetap ke reflektor berkisar pada jarak 4.044,827 m hingga 4.044,831 m. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS padaminggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
Hanik menyebutkan pada minggu kemarin terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 51 mm/jam selama 65 menit di Pos Ngepos pada tanggal 10 Desember 2018. Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahanaliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. (erl/adn)