Merasa Dilecehkan Seksual, Ketua DPRD Gunungkidul Laporkan Guru Anaknya

Konten Media Partner
20 Mei 2021 14:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, saat diwawancarai awak media,
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, saat diwawancarai awak media,
ADVERTISEMENT
Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih meradang usai mendapat pesan melalui media percakapan daring dari salah seorang guru SMA N 2 Wonosari berinisial T ketika politisi PDIP ini menanyakan tugas pembelajaran anaknya dalam pembelajaran jarak jauh.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Endah mengawali komunikasi dengan konteks kondisi pembelajaran secara daring serta khususnya perihal tugas bagi anaknya yang menjadi salah satu murid dari T. Namun ternyata respon T terhadap Endah justru sangat mengherankan.
Ia mengatakan guru tersebut meminta foto dari Endah. Bahkan guru tersebut menyebutkan foto tersebut digunakan agar ia bisa membayangkan wajah Endah.
Endah mengatakan dirinya bertanya baik-baik terkait tugas milik anaknya termasuk kondisi umum mengenai pembelajaran secara daring. Justru oknum guru yang juga wali kelas anaknya tersebut menjawab dengan jawaban tak pantas dan terkesan 'genit'.
"Sebagai kaum perempuan saya tersinggung dengan isi chat itu," ungkap Endah, Rabu (19/5/2021) kepada awak media.
Tak sampai disitu, wali kelas itu juga menyarankan melihat photo yang ada di profil WA padahal Endah tidak menanyakan foto. Karena menganggapnya tak penting, Endahpun mengabaikan pesan tersebut. Namun ternyata justru wali kelas iti juga lancang meminta foto Endah dengan tujuan tak jelas.
ADVERTISEMENT
Saat Endah bertanya mengenai maksud dan tujuan permintaan foto itu, si wali kelas memberi jawaban yang membuat prihatin. Melalui chat WA, wali kelas mengaku agar dapat 'membayangkan' wajah Endah. Hal inilah yang mengakibatkan Endah semakin meradang.
Endah menilai, sangat tidak sopan seorang wali kelas saat dimintai keterangan perihal kegiatan belajar-mengajar dengan bahasa yang baik kemudian dijawab dengan kalimat yang tidak ada korelasinya dengan materi.
Sebagai wali murid, Endah sempat kembali menegaskan bahwa ada yang salah dengan WA si wali kelas. Endah berseloroh, "maaf pak wali kelas, jangan-jangan bapak salah minum obat?". Namun, dengan enteng si wali menjawab, "mboten (tidak)".
"Saya tegaskan kepada pak wali kelas, materi WA yang sedang kita bahas soal tugas sekolah. Pak guru itu malah ngelantur lagi, selain minta dikirim foto, dia juga mengirimkan GPS rumahnya segala," tutur Endah kesal.
ADVERTISEMENT
“Mengingat banyak sekali pelecehan seksual di sekolah. Kejadian seperti ini berisiko berujung petaka. Maka kami mengimbau kepada semua wali murid untuk tetap waspada,” kata Endah.
Ketua DPRD Gunungkidul Endah Subekti resmi melaporkan tindakan seorang oknum guru dari SMA Negeri 2 Wonosari ke Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY. Surat tersebut telah ia dikirimkan pada Rabu (19/05/2021) siang.
Lewat surat tersebut, Endah meminta Disdikpora DIY menindaklanjuti perlakuan yang diterimanya dari guru tersebut. Menurutnya, yang bersangkutan tidak menunjukkan sikap sebagai tenaga pengajar yang baik.
"Guru tersebut telah mengabaikan kewajibannya dalam melakukan proses pendidikan pada pelajar," katanya.
Ia pun berharap peristiwa itu bisa menjadi masukan bagi Disdikpora DIY. Khususnya untuk mengawasi sikap dan respon guru agar profesional dalam proses pembelajaran di sekolah.
ADVERTISEMENT
Terpisah, Plt Kepala Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Kabupaten Gunungkidul Suhirman mengaku sudah mengetahui peristiwa tersebut. Adapun Kepala SMAN 2 Wonosari sendiri yang menghubunginya.
"Beliau menyampaikan terkait pemberitaan yang beredar sekaligus minta maaf atas peristiwa yang terjadi," katanya dihubungi sore ini.
Suhirman pun meminta pihak sekolah menyampaikan permohonan maaf tersebut langsung ke Endah. Termasuk mendalami keterangan dari oknum guru yang dimaksud. Namun keterangan pihak sekolah menyebut yang bersangkutan mengakui adanya percakapan itu.
Terkait apakah ada indikasi pelanggaran kode etik profesi guru, ia mengaku belum bisa menyimpulkan. Pihaknya akan mencermati terlebih dahulu kasus tersebut apakah memang ada pelanggaran atau tidak.
"Kita akan pelajari bagaimana jenis pelanggarannya,"ungkapnya