New Normal, ASITA DIY Suguhkan Paket Wisata Ekonomis

Konten Media Partner
4 Juni 2020 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kawasan Malioboro sebelum pandemi COVID-19. Foto: dok. Tugu Jogja.
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kawasan Malioboro sebelum pandemi COVID-19. Foto: dok. Tugu Jogja.
ADVERTISEMENT
Asosiasi biro perjalanan wisata atau Asita Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memprediksikan karakter wisatawan yang menyambangi Yogyakarta masa new normal nanti akan lebih didominasi wisatawan lokal.
ADVERTISEMENT
Ketua Asita DIY, Udi Sudiyanto, menuturkan di masa pemulihan ekonomi pasca pandemi ini, wisatawan bakal memiliki banyak pertimbangan sebelum berpergian. Terutama karena mayoritas kondisi finansialnya belum stabil akibat wabah.
"Jadi paket paket wisata yang relevan nanti memang sifatnya kalau dulu misalnya bisa paket panjang liburan 4 hari 3 malam, nanti dibuat sehari saja, sehingga biayanya terjangkau oleh wisatawan yang kini sedang pemulihan ekonominya itu," ujar Udi, Rabu (3/6/2020).
Udi menambahkan paket wisata short packages yang ditawarkan akan cenderung yang tidak menguras biaya besar dan memakan waktu lama serta jaraknya dekat.
"Selain itu juga yang jaraknya terjangkau, satu-dua jam naik pesawat sampai Yogyakarta,” ujarnya.
Masa new normal di Yogyakarta sendiri proyeksinya mulai dilakukan pada Juli mendatang atau setelah berakhirnya masa tanggap darurat bencana COVID-19 pada 30 Juni 2020.
ADVERTISEMENT
Udi menuturkan sebelum menyusun paket wisata new normal itu, pihaknya lebih dulu akan memetakan, pasar turis seperti apa yang akan didatangkan ke Yogyakarta. Pasar turis ini perlu ditentukan sebagai batasan dan mengetahui perilaku atau kebiasaan turis seperti apa yang akan dihadapi.
“Karena di masa new normal ini, kami harus memikirkan apa langkah mitigasi (mencegah penularan COVID-19) ketika pariwisata kembali dibuka,” ujar Udi.
Setelah pasar turis itu ditentukan, baru paket-paket wisata yang relevan akan dibuat dan mulai ditawarkan.
“Untuk destinasi yang ditawarkan dalam paket itu kami berpedoman pada rekomendasi pemerintah. Hanya memilih destinasi yang menerapkan tiga aspek yakni kesehatan, keselamatan, dan keamanan,” ujarnya.
Sehingga destinasi tidak lagi diacak pilihannya atau menyesuaikan keinginan pasar. Melainkan destinasi yang sudah dinilai benar benar siap menerapkan protokol kesehatan untuk menerima wisatawan.
ADVERTISEMENT
“Kami yakin, di masa datang hanya destinasi yang memperhatikan tiga aspek itu yang akan menggeliat lebih dulu dibanding destinasi lain,” ujar Udi.
Tak mau hanya sekedar berjualan paket di masa new normal ini. Udi menuturkan, Asita juga akan mendorong pelaku usaha wisata juga masyarakat khususnya pengelola wisata memanfaatkan penuh berbagai platform media berbasis online.
Untuk mempromosikan ulang potensi destinasi di wilayahnya. Termasuk kampanye-kampanye penerapan protokol kesehatan guna meyakinkan wisatawan yang akan datang.
“Jalur online saat ini menjadi tools utama menggaet wisatawan,” ujarnya.
Udi menuturkan, pelaku jasa wisata di Yogyakarta turut terdampak besar usahanya di masa pandemi ini. Berbagai kebijakan pencegahan penularan yang dikeluarkan pemerintah mau tak mau membuat kunjungan wisatawan anjlok dan berbagai paket perjalanan dibatalkan sejak wabah merebak.
ADVERTISEMENT
“New normal ini menjadi satu jalan untuk pelaku jasa wisata melanjutkan usahanya, kami harus bertahan,” ujarnya.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menilai saat ini sudah waktunya DIY menerapkan new normal untuk memulihkan kembali ekonomi.
“Syarat new normal kan jika kasus positif COVID-19 harus turun 50 persen, sedangkan DIY sudah turun 73 persen,” ujar Sultan. (atx)