Nisan Salib Dipotong, Sultan HB X : Toleransi Belum Dipahami dengan Utuh

Konten Media Partner
20 Desember 2018 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nisan Salib Dipotong, Sultan HB X : Toleransi Belum Dipahami dengan Utuh
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengakui pemahaman warga tentang toleransi termasuk di Yogyakarta belum dipahami secara utuh.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan Sultan menyikapi maraknya aksi pelarangan ibadah keagamaan, pemasangan simbol keagamaan, sampai terakhir kasus pemotongan nisan salib warga Katolik di Kotagede Yogya yang terjadi awal pekan ini.
"Pemahaman toleransi itu makin ke masyarakat di bawah masih belum dipahami secara utuh," ujar Sultan, Kamis (20/12/2018).
Sultan menyadari, jika dari sudut pandang konstitusi, seharusnya memang siapapun dengan agama apapun di Indonesia tak boleh hukumnya diintervensi dan diganggu.
"Pertanyaannya, apakah semua warga Indonesia yang jumlahnya 260 juta orang itu sudah siap diajak memahami toleransi utuh berdasar konstitusi? Ini tentu butuh proses," ujar Sultan.
Sultan menuturkan kasus pemotongan nisan salib di Kotagede diakui mendorong pihaknya untuk mengevaluasi ulang  relasi sosial di tingkat bawah. Terutama pemahaman masyarakat  soal toleransi.
ADVERTISEMENT
"Kasus ini menjadi introkspeksi kami, seberapa jauh sebenarnya warga memahami toleransi secara utuh," ujarnya.
Sultan menuturkan pekerjaan terbesar pemerintah daerah atas kasus Kotagede itu yakni menyadarkan lagi warga soal proses menghargai orang lain apapun latar belakangnya.
"Karena tanpa kesadaran itu tak akan ada logika untuk menghargai sesama," ujarnya.
Sultan menuturkan kasus  pemotongan nisan salib umat Katolik di Kotagede akan menjadi semacam alarm bagi warga dan pemerintah introspeksi. Menurut Sultan, tanpa ada kasus seperti itu  introspeksi tak akan terjadi dan pemaknaan toleransi yang diharapkan tak segera terjadi.
"Sekarang masalahnya bagaimana kasus seperti ini bisa berkurang, bukan tambah meningkat ke depan," ujarnya.
Sultan pun mengingatkan dari kasus Kotagede seharusnya semakin ada kemajuan warga dalam bersikap dan berperilaku menyikapi perbedaan dalam hal agama dan kepercayaan.
ADVERTISEMENT
"Misalnya kalau ada warga yang keukeuh menjalankan keyakinan dan ajaran agamanya itu bersikap wajar saja, tak perlu menjadi persoalan," ujarnya. (atx/adn)