Paguyuban Trail Merapi Siap Lestarikan Alam di Lereng Merapi

Konten Media Partner
12 Februari 2020 21:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengetrail sedang beristirahan memandangi Gunung Merapi di lereng Merapi. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Pengetrail sedang beristirahan memandangi Gunung Merapi di lereng Merapi. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Ada anggapan bahwa kegiatan trail menjadi salah satu kegiatan yang merusak alam, khususnya di Kawasan Lereng Merapi. Namun, informasi ini ditepis oleh para pecinta alam Merapi yang tergabung dalam Paguyuban Trail Merapi.
ADVERTISEMENT
“Ini memang sebuah dilematis untuk saat ini, dikatakan merusak iya, dikatakan yang menjaga juga iya,” kata Ragil, Ketua Paguyuban Trail Merapi, saat diwawancari, Rabu (12/2/2020).
Ragil mengatakan pandangan tersebut mungkin muncul lantaran ada pihak yang melakukan kegiatan trail yang melintasi perkampungan namun tidak berlaku sopan pada warga sekitar. Terkait dengan jalan menuju sawah yang dirusak , ia tidak menampiknya. Pasalnya, ban dari motor trail berjenis enduro yang modelnya ‘penggaruk tanah’. Walaupun demikian, jalan untuk menuju sawah yang digunakan petani hanya 20 – 30%.
“Sebenarnya kalau dikatakan merusak, seberapa sih yang dirusak? Kan nggak terlalu. Karena kan paling merusak jalan petani untuk menuju ke sawah. Mungkin itu yang paling parah, sedangkan yang lain ya enggak,” tukasnya.
Ragil (kanan), Ketua Paguyuban Trail Merapi, saat diwawancarai, Rabu (12/2/2020). Foto: jay.
Menurutnya, kegiatan trail tidak bisa semata – mata dikatakan merusak alam. Pasalnya ketika terjadi bencana alam, paguyuban trail berada di garda terdepan untuk mengevakuasi warga, menyalurkan bantuan, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Pihaknya berharap, dengan adanya Paguyuban Trail Merapi ini mampu mengubah pandangan masyarakat terkait dengan kegiatan trail yang merusak.
“Rata – rata para trail ini adalah bekas pecinta alam yang ingin menikmati alam dengan cara yang berbeda, dengan trail,” ujar Ragil.
Kesuburan tanah di kawasan Lereng Gunung Merapi berhasil membuat sejumlah pihak jatuh hati dan membuat lahan pertanian di sana. Alhasil, Merapi tak lagi hanya dikunjungi untuk berwisata saja, tetapi juga untuk bekerja para petani.
“Bagaimana pun juga, diakui atau tidak, gunung adalah pusat kehidupan, di mana ada gunung berapi, disitu tanahnya subur. Pusat – pusat pertanian selalu ada di gunung, karena memang Merapi itu sebuah berkah untuk kita semua,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, masih banyak pihak yang belum peduli akan kelestarian di kawasan Lereng Merapi. Membuang sampah sembarangan dan menebang pohon menjadi contoh perilakunya.
Melihat kondisi tersebut, Paguyuban Trail Merapi mencanangkan program yang tujuannya adalah untuk melestarikan alam di Lereng Merapi. Tak dapat dipungkiri bahwa Merapi adalah sumber nafkah bagi ribuan orang mulai dari petani, pelaku wisata, penambang, dan lain sebagainya. Tak hanya itu menurut Ragil, sudah menjadi kewajiban untuk melestarikan alam.
Kegiatan trail di lereng Gunung Merapi. Foto: Istimewa.
“Kalau tidak dilestarikan, maka merapi akan terus bergerak. Namanya alam, pasti akan menuntut keseimbangannya. Ketika manusia tidak bisa bersinergi dengan alam, tidak mampu menyatu dengan alam, ketika alam meminta haknya untuk menyeimbangkan diri maka itu akan terjadi yang namanya bencana,” katanya.
ADVERTISEMENT
Kini, pihaknya masih berkoordinasi dan melakukan silaturahmi dengan warga di Lereng Merapi terkait dengan pembentukan paguyuban tersebut. Usai silaturahmi dengan warga, pihaknya merencanakan akan melakukan bersih sungai di Kali Pelang.
Sebagai informasi, Kali Pelang merupakan hulu dari Kali Gajah Wong. Kali Pelang ini menjadi salah satu area yang kerap dijadikan sebagai jalur trail. Kondisinya yang kotor membuat Kali Pelang terpilih menjadi area dilakukannya bersih sungai.
“Kita sebagai pengetrail yang sering lewat, kita juga punya kewajiban untuk bersihkan kali tersebut supaya dampak sampah yang diakibatkan oleh hulu Kali Pelang tidak sampai ke kota di Kali Gajah Wong,” jelasnya.