Pakaian Tradisional Kebaya Tengah Diajukan Sebagai Warisan Budaya ke UNESCO

Konten Media Partner
11 November 2020 9:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
adv
zoom-in-whitePerbesar
adv
Ilustrasi kebaya. Foto: Garin Gustavian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebaya. Foto: Garin Gustavian/kumparan
ADVERTISEMENT
Kebaya yang merupakan busana tradisional merupakan salah satu identitas budaya leluhur bangsa Indonesia. Hal ini lah yang kemudian melatarbelakangi kebaya diusulkan menjadi warisan budaya dunia ke UNESCO.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK, Nyoman Shuida dalam Kongres Berkebaya Nasional pada Selasa (10/11/2020) berharap kebaya tak hanya sebagai jati diri bangsa, tapi juga kemudian menjadi tren dunia.
“Kebaya bisa memperteguh jati diri bangsa, sangat sesuai dengan tujuan pembangunan. Ini juga bisa menjadi tren di mata dunia. Kalau India punya sari, Jepang punya kimono, Indonesia punya kebaya,” ujar Nyoman.
Ia mengatakan, pemerintah pun akan terus mengawal dalam upaya kebaya sebagai warisan budaya dunia dan mengikuti setiap progres yang telah dilalui.
“Kami akan mendorong Kemendikbud dengan upaya-upaya konkret untuk mendukung pelaksanaan kongres termasuk hasilnya. Tentu tugas kami untuk mengawal progresnya sampai dimana,” lanjutnya.
Ia pun mencanangkan bahwa ke depannya kebaya bisa dikenakan sebagai pakaian sehari-sehari terlebih bagi anak muda yang bisa dipakai di berbagai kegiatan.
ADVERTISEMENT
“Saya kira tinggal dimodifikasi sehingga para milenial pun bisa memakai kebaya untuk kehidupan sehari-hari. Kebaya untuk sport saja bisa dimodifikasi, apa lagi untuk kegiatan lainnya,” ujarnya lagi.
Ide pengusulan kebaya sebagai warisan budaya dunia memang sudah dipersiapkan sejak akhir tahun 2019 lalu. Ide tersebut muncul akibat dari Gerakan “Selasa Berkebaya” dan “Indonensia Berkebaya” yang mengkuatkan rasa cinta terhadap warisan budaya yang satu ini.
Ketua Panitia Kongres Berkebaya Nasional, Lana T. Koentjoro menjelaskan tentang persiapan hingga saat ini masih melengkapi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk diajukan ke UNESCO.
“Sekarang kami sedang dalam proses, seperti mengumpulkan informasi dan dukungan-dukungan dari komunitas lainnya,” jelasnya.
Agenda penentuan Hari Kebaya Nasional dan pendaftaran kebaya sebagai warisan dunia kelak akan dibahas lebih lanjut melalui Kongres Kebaya Nasional yang akan diselenggarakan pada tanggal 21 dan 22 Desember 2020. Lana Koentjoro juga menyebut bahwa mereka tetap yakin dan percaya bahwa kebaya bisa terdaftar di UNESCO.
ADVERTISEMENT
“Kami yakin dan percaya, kita tetap jalankan terus supaya kabaya ini bisa terdaftar di UNSECO,” ujarnya. (Reni Ayuningtyas Widiastuti)