Pandemi Corona Dorong Implementasi Promosi Digital pada Industri Pariwisata

Konten Media Partner
15 Oktober 2020 21:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kawasan ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, GUnungkidul. Foto: dok. Tugu Jogja.
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, GUnungkidul. Foto: dok. Tugu Jogja.
ADVERTISEMENT
Selama masa pandemi corona, pariwisata dunia, termasuk Indonesia kehilangan banyak wisatawan. Kini, berbagai inovasi dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan yang dapat membangkitkan industri pariwisata, salah satunya dengan cara mempromosikan pariwisata melalui platform digital.
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan platform digital dan konten kreatif diharapkan bisa menjadi sarana edukasi yang efektif untuk menarik kepercayaan wisatawan agar kembali berwisata di Indonesia. Proses ini dapat dilakukan dengan mengutamakan konten yang berkualitas yang mampu membaca pasar.
“Tantangan parawisata Asean pada saat ini selain Safety Security adalah pemasaran dan promosi yang secara Intesif. Artinya adalah mampu menciptakan konten yang berkualitas lewat platform digital yang berfungsi untuk mengatrack pasar,” ujar Desy Nur Aini Fajri yang merupakan Ketua Lab. Organisasi Internasional sekaligus Dosen HI UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) pada Webinar Lesson Learned Negara-Negara Asean Dalam Memulihkan Industri Parawisata Akibat pandemi corona dan Respon Global pada Kamis, (15/10/2020).
Desy Nur Aini Fajri, Ketua Lab. Organisasi Internasional sekaligus Dosen HI UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) pada Webinar Lesson Learned Negara-Negara Asean Dalam Memulihkan Industri Parawisata Akibat pandemi corona dan Respon Global pada Kamis, (15/10/2020). Foto: Istimewa.
Pada pandemi corona, pelaku industri pariwisata diharapkan dapat mempromosikan pariwisata lewat platform digital atau dapat disebut inovasi digital marketing. Pelaku industri pariwisata diharapkan dapat membuat konten dan menggunakan platform digital sefektif mungkin dan skreatif mungkin.
ADVERTISEMENT
“Mau tidak mau di tengah pandemi corona, industri pariwisata perlu didorong dari level lokal. Masyarakat harus terus berinovasi salah satunya dengan digital marketing, bagaimana membuat konten yang bagus di media sosial, inovasi dengan virtual tur secara kreatif dan lain sebagainya,” tutur Desy.
Inovasi ini juga menjadi salah satu peluang pihak pariwisata untuk menggerakan roda ekonomi. Dengan cara menarik wisatawan dari wisatawan nusantara lokal dulu hingga nantinya bergerak ke wisatawan asing.
Salah satu inovasi digital yang sudah pernah dilakukan adalah penciptaan aplikasi digital oleh negara Lithuania yaitu Aplikasi Keputusan Pemasaran Konten. Aplikasi ini menjadi salah satu strategi yang dilakukan oleh pemilik lahan pertanian disana untuk menciptakan konten yang berkualitas yang dapat mempengaruhi keputusan wisatawan dalam berwisata.
ADVERTISEMENT
Aplikasi ini bertujuan untuk mempengaruhi keputusan wisatawan di berbagai saluran pemasaran digital. Selain itu, aplikasi ini juga membuktikan bahwa kualitas konten dapat mempengaruhi konsumen untuk mengembangkan suatu desa wisata.
Tak hanya itu, platform digital juga dapat merubah pariwisata bahkan desa wisata yang mandiri menjadi populer yang dapat menguntungkan pelaku pariwisata. Mengemas unsur-unsur lokal yang ada di pariwisata juga penting agar dapat dikenal masyarakat global.
“Para pelaku parawisata juga harus cerdas menggunakan media sosial secara kreatif dan inovatif. Khususnya para desa wisata yang harus mampu bertahan terlebih di tengah pandemi namun tetap substain pada ekonomi sosial budaya maupun konservasi lingkungan,” ungkap Desy.
Namun, pariwisata berkelanjutan bisa tercapai dengan adanya sinergi para pemangku kepentingan industri wisata. Para pemangku Industri wisata diharapkan dapat dengan baik mengadopsi IT dan digitalisasi untuk mendorong dan membangkitkan pariwisata di tengah pandemi corona.
ADVERTISEMENT
“Public, Local Government dan Social Preneur atau tokoh inspiratif dapat bersinergi dalam industry parawisata di era baru. Tentu saja dengan mengadopsi IT dan digitalisasi dengan mengemas konten sekreatif dan inovatif mungkin untuk mewujudkan parawisata yang berkelanjutan,” ungkap Desy. (Melinia Lasma Natasya Simangunsong)