Pasutri yang Jual Miras Oplosan di Sleman dan Seorang Korban Adalah Tukang Rosok

Konten Media Partner
20 Mei 2022 20:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minuman keras. Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minuman keras. Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
Pesta minuman keras berujung maut yang menewaskan 3 orang warga Sleman masing-masing 2 dari Kapanewon Berbah dan 1 dari Prambanan membuat Polsek Berbah terkejut. Pasalnya sebelum lebaran mereka gencar melakukan razia.
ADVERTISEMENT
Kapolsek Berbah, Kompol Parliska mengaku pihaknya telah berupaya untuk menekan peredaran minuman keras di wilayahnya. Bahkan sebelum lebaran atau selama bulan Ramadan kemarin pihaknya gencar melakukan razia miras ke berbagai wilayah yang ditengarai marak peredaran miras.
"Dalam razia miras selama bulan ramadan tersebut kami berhasil mengamankan berbagai jenis minuman keras," ujar dia.
miras-miras hasil razia tersebut telah diserahkan ke Polres untuk kemudian dimusnahkan. Dengan razia tersebut harapannya memang untuk menekan peredaran miras di wilayahnya.
"Kaget juga tiba-tiba habis lebaran ada pesta yang berujung maut. Mungkin euforia masyarakat," tambahnya.
Informasi selengkapnya klik di sini.
Parliska menambahkan, untuk sementara di wilayah Kapanewon Berbah, belum ada tambahan korban miras oplosan tersebut. Penelusuran masih terus dilakukan apakah ada warga lain di Berbah yang jadi korban miras oplosan produksi pasangan suami istri asal Prambanan tersebut.
ADVERTISEMENT
Parliska mengakui jika lokasi pesta miras tersebut berada di wilayahnya yaitu di gudang rosok (barang bekas) yang berada di Dusun Karongan Kalurahan Jogotirto Kapanewon Berbah. Gudang rosok tersebut milik salah satu korban yang juga bekerja sebagai tukang rosok.
Parliska mengaku tidak mengetahui secara pasti antara ketiga korban dengan pasangan suami istri produsen miras oplosan tersebut. Setahu Parliska, para korban membeli miras oplosan dengan cara COD.
"Jadi dari informasi yang kami dapat, mereka pesan melalui WA terus diantar," tambahnya.
Carik Kalurahan Madurejo Kapanewon Prambanan Sleman, Hartoto Wahyudi menuturkan pasangan suami istri APS dan FAS juga menekuni bisnis barang bekas atau rosok. Kemungkinan besar, salah satu korban kenal dengan pasangan suami istri ini karena dari ketiga korban salah satunya adalah tukang rosok.
ADVERTISEMENT
"Kalau yang laki-laki itu pengumpul barang bekas dan serabutan. Kalau yang wanita itu ibu rumah tangga biasa," tambahnya.