Pembunuhan di Jalan Jogja-Wonosari, Korban Selama Ini Menghidupi Adiknya

Konten Media Partner
12 November 2020 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembunuhan di Jalan Jogja-Wonosari, Korban Selama Ini Menghidupi Adiknya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Selasa (10/11/2020) malam memang menjadi malam terakhir Sugiyanto (52) pulang ke rumahnya di Padukuhan Ngasemrejo, Kalurahan Ngawu, Kapanewonan Playen, Gunungkidul. Sebelum ditemukan bersimbah darah Rabu (11/11/2020) dini hari, Sugiyanto memang pulang ke rumahnya.
ADVERTISEMENT
Adik kandungnya, Sugiyanti (49) menuturkan Sugiyanto tiba di rumahnya Selasa sore sekitar pukul 17.00 WIB. Meskipun tidak libur namun Sugiyanto menyempatkan diri untuk pulang ke rumah mengantarkan susu untuk adiknya tersebut.
Kebetulan Sugiyanti memang kini tengah menderita penyakit yang cukup aneh. Ia tidak bisa mengunyah dan menelan makanan apapun kecuali susu atau agar-agar. Sugiyanti dalam 3 tahun terakhir menderita penyakit sariawan menahun.
"Bubur, roti pun tidak bisa ketelan satu-satunya makanan ya hanya susu," tuturnya, Kamis (12/11/2020) saat media ini mengunjungi rumahnya.
Namun ketika Sugiyanto berada di rumah, salah seorang temannya yang kemungkinan berasal dari dusun sebelah berkali-kali menghubungi laki-laki yang bekerja di sebuah warung soto di kawasan Prawirotaman Yogyakarta ini. Sehingga pada pukul 20.30 WIB, Sugiyanto pamit untuk kembali ke kontrakannya di dekat tempat kerja.
ADVERTISEMENT
Kemudian sekitar pukul 20.30 WIB, Sugiyanto pamit untuk ke rumah temannya terlebih dulu dan langsung ke Kota Yogyakarta untuk bekerja. Tak ada firasat aneh yang dirasakan oleh pihak keluarga, Yanto pun juga tidak ada omongan serius dan menunjukkan gelagat aneh.
"Informasinya sampai jam 01.30 WIB itu baru mau balik ke Jogja. Kan kalau bekerja itu mulai jam 03.00 WIB," jelas dia.
Sekitar pukul 04.00 dini hari Sugiyanti dibangunkan oleh tetangganya memberi kabar jika Sugiyanto ditemukan meninggal dunia di Jalan Jogja Wonosari km 22, tepatnya di Padukuhan Karangsari, Kalurahan Salam, Kapanewon Patuk. Pihak keluarga seakan tak percaya.
Beberapa tokoh dan perwakilan keluarga kemudian datang ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk memastikan apakah pria korban pembunuhan itu benar Sugiyanto atau bukan. Saat di rumah sakit, ternyata pria tersebut dipastikan adalah Sugiyanto.
ADVERTISEMENT
"Tidak pernah bercerita apapun, yang saya tahu tidak ada permasalahan sama siapa saja. Orangnya itu pendiem, komunikasi seperlunya saja," paparnya.
Saat ditemukan korban memang bersimbah darah akibat luka yang dideritanya. Sepeda motor dan juga handphonenya masih ditemukan di dekat tubuh korban. Sementara tas gendong beserta dompetnya sudah raib diambil orang.
Salah satu yang yang menimbulkan keheranan di tingkat keluarga, dari handphone korban yang ditemukan di dekat jasad Sugiyanto, ternyata semua kontak keluarga telah hilang dari daftar kontak. Kemungkinan besar semua kontak keluarga tersebut dihapus oleh pelaku.
"Mungkin untuk menghilangkan jejak" tambahnya.
Di tubuh korban, terdapat beberapa luka yang diduga menyebabkan korban meninggal dunia. Luka yang terjerat oleh Sugiyanto kemungkinan besar timbul karena Sugiyanto melakukan perlawanan ketika akan dibacok oleh pelaku pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut terlihat dari letak luka yang diderita oleh korban di antaranya adalah di lengan tangan kiri dan lengan tangan kanan. Kemungkinan luka tersebut timbul karena korban berusaha menangkis sabetan senjata tajam yang dilakukan oleh pelaku.
Setelah proses otopsi di rumah sakit selesai, Rabu sekitar pukul 19.30 WIB jenazah korban tiba di rumah duka dan kemudian dimakamkan di TPU setempat. Duka mendalam menghadapi keluarga besar dari Sugianto terutama Sugianti.
Pasalnya Sugianto selama ini menjadi tulang punggung bagi sugiyanti yang telah ditinggal oleh suaminya. Sugianto sangat membantu kebutuhan dari susu dan biaya sekolah anak semata wayang Sugianti. Sugiyanti sendiri tak tahu harus berbuat apa sepeninggal kakaknya tersebut.
Kakak korban, Sugeng mengatakan ia sangat terpukul dengan kepergian adik nomor 5 nya itu. Selama ini, Sugiyanto adalah orang yang pendiam dan tidak neko-neko. Bahkan ia juga menjadi tulang punggung keluarganya.
ADVERTISEMENT
"Terpukul itu pasti. Adik saya meninggal dengan cara seperti ini. Kebetulan saya tinggal di luar Gunungkidul, komunikasi sendiri sangat jarang lah," ucap Sugeng.
Sugiyanto merupakan seorang duda, belum lama bercerai dengan istrinya dan belum memiliki momongan. Pihak keluarga berharap teka-teki kematian pria 52 tahun tersebut dapat segera diungkap. Pelaku dapat diganjar hukuman yang seberat-beratnya dan setimpal dengan apa yang dilakukan.