Pemkab Gunungkidul Refocusing Anggaran hingga Rp 210 Miliar untuk COVID-19

Konten Media Partner
3 Agustus 2020 19:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rapid test. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rapid test. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Bupati Gunungkidul, Badingah mengaku tidak bisa membayangkan berapa anggaran yang akan dihabiskan untuk menangani pandemi COVID-19 menyusul perpanjangan masa darurat yang dilakukan oleh pemerintah DIY.
ADVERTISEMENT
Namun, ia menandaskan jika dana Belanja Tak Terduga (BTT) masih bisa digunakan. Namun ia sendiri tidak mempermasalahkan hal tersebut dan akan menjalani perpanjangan yang ditetapkan oleh Gubernur DIY.
"Lagek raiso mbayangke besok habis berapa (Sedang tidak bisa membayangkan besok habis berapa)," ungkapnya, Senin (3/7/2020).
Karena di Kabupaten Gunungkidul terus ada peningkatan maka ia meminta berbagai pihak untuk meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi. Selain itu, nantinya yang akan menjalani uji swab harus mengkonsumsi vitamin dan madu terlebih dahulu sehingga kondisinya benar-benar fit.
Karena terkadang sebenarnya karena imun masyarakat sedang turun dan ketika melakukan uji swab hasilnya positif. Sehingga ketika mereka diberi vitamin dan madu maka diharapkan akan meningkat kondisinya. Hal tersebut yang akan ia lakukan untuk menahan laju penambahan pasien positif COVID-19.
Informasi selengkapnya klik di sini.
"Wis jajal (sudah dicoba), nanti disuruh minum vitamin sama madu seminggu mesti hasilnya bagus. Nanti coba akan saya lihat di Dinas Kesehatan. Stoknya berapa," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Gunungkidul, Saptoyo mengatakan, perencanaan awal ada sekitar Rp 47 miliar yang melekat di 5 OPD dalam penanganan dan penanggulangan COVID-19. Akan tetapi dalam perjalanannya dilakukan penambahan di masing-masing OPD sesuai dengan kebutuhan mereka
"Jumlah terakhir pemerintah telah melakukan refocusing anggaran dari APBD sebesar Rp 210 miliar untuk penanganan pandemi yang semakin menyebar luas ini," ungkapnya.
Dari anggaran yang masuk dalam anggaran Belania Tidak Terduga (B'IT) tersebut telah dimanfaatkan oleh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk penanganan dan penaggulangan. Bahkan sampai saat ini, sudah ada OPD yang mengusulkan penambahan anggaran untuk penanganan dan penanggulangan COVID-19.
Informasi selengkapnya klik di sini.
Ia mencontohkan, untuk Dinas Kesehatan sendiri jumlah dari Rp 12 miliar sekian berubah menjadi Rp 16,1 miliar. Kemudian untuk BPBD Gunungkidul Rp 2,8 miliar dan telah digunakan secara keseluruhan. Dari 52,6 miliar rupiah itu pemerintah telah mencairkan sebesar Rp 44 miliar rupiah atau 83,6 persen.
ADVERTISEMENT
"Sejak awal dilakukannya penanganan dan penanggulangan COVID-19 total anggaran yang dilakukan refocusing mencapai Rp 210 miliar," terangnya.