Pengurangan Angka Stunting Masih Jadi Fokus Puskesmas

Konten Media Partner
17 Juni 2019 18:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penimbangan anak balita di Puskesmas Kalasan, Senin (17/6/2019). Foto: erl
zoom-in-whitePerbesar
Penimbangan anak balita di Puskesmas Kalasan, Senin (17/6/2019). Foto: erl
ADVERTISEMENT
Kasus stunting atau pertumbuhan balita tidak normal masih menjadi salah satu fokus pekerjaan dari setiap Puskesmas di Sleman. Karena berdasarkan data dari Dinas Kesehatan setempat, ada sekitar 11 kasus stunting di Kabupaten Sleman.
ADVERTISEMENT
Nutrisionis Puskesmas Kalasan, Gandung Waluyo, mengungkapkan seluruh bayi di Kabupaten Sleman setiap bulan ditimbang berat badannya dan di bulan Februari lalu telah diberi Vitamin A. Bayi-bayi tersebut ditimbang dan diukur panjang badannya untuk mengetahui status gizinya.
Menurutnya ada tiga indikator bayi yang dilihat dalam penimpangan berat badan. Tiga indikator tersebut adalah Berat Badan berdasarkan umur, tinggi badan berdasar umur dan berat badan menurut tinggi badan. Dan berat badan menurut umur maka akan ada balita pendek atau sangat pendek yang disebut stunting.
"Ibu-ibu melihat anak-anak aktif tidak akan tahu. Tetapi ketika dilihat dari kacamata kesehatan maka bisa dilihat status umurnya berbanding dengan tinggi badan seperti apa,"paparnya saat pemeriksaan gratis di Balai Dusun Taman, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Senin (17/6/2019).
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan, kasua stunting tidak terjadi seketika itu juga. Namun bisa dirunut dari masa remaja sang ibu dari balita tersebut. Jika sejak remaja sudah menderita anemia, lingkar lengan kiri kurang 23 cm atau sering disebut Kurang Energi Kronis (KEK) yang berarti energi kurang, maka ketika menikah dan hamil akan beresiko melahirkan anak stunting.
"Biasanya lahir dengan berat badan kurang 2,5 kg dan Tinggi kurang dari 48 cm,"ungkapnya.
Ia melanjutkan, sebenarnya stunting bisa diperbaiki pada masa kurang dari 1000 hari pertama kehidupan yaitu terjadinya satu harinya saat pembuahan atau kurang dua tahun. Caranya adalah dengan meningkatkan gizi dari ibu ketika hamil.
Ia menambahkan, gizi kehamilan lewat placenta atau ari-ari melalui HB darah. Oleh karena itu, ibu hamil harus selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi. Selain itu, ibu hamil juga tidak boleh kekurangan energi yang mampu mengganggu kehamilan mereka.
ADVERTISEMENT
"Namun ketika dirunut secara teliti, ternyata stunting ada kaitan erat dengan kondisi ekonomi keluarga. Di mana ada hubungannya dengan ketahanan pangan keluarga,"tambahnya.
Pantauan terhadap tumbuh kembang anak serta kehamilan seseorang memang cukup penting. Berbagai peran stakeholder untuk berkontribusi dalam pengurangan angka stunting sangat dibutuhkan. Dan pihaknya merasa terbantu dengan peran BUMN seperti Angkasa Pura I yang telah terjun langsung melakukan pemeriksaan gratis terhadap, ibu, balita dan masyarakat secara umum.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama menambahkan, sejak tahun 2012 yang lalu pihaknya telah melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) pemeriksaan kesehatan ke desa-desa sekitar bandara, tidak hanya di sekitar Bandara Adisutjipto tetapi juga di Kulonprogo.
ADVERTISEMENT
"Ada sekitar 13 desa dengan cakupan 212 dusun kita sambangi melalui puskesmas keliling. 28 ribu orang telah ikut layanan pemeriksaan gratis kita. Untuk kegiatan CSR bidang kesehatan ini kita anggarkan Rp 500 juta,"ungkapnya. (erl/adn)
Foto: adv.