Penyebab Penyandang Disabilitas Kesulitan Akses Dunia Kerja

Konten Media Partner
5 Desember 2019 9:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyandang disabilitas desak adanya sejumlah terobosan agar mendapatkan kesempatan sama dalam mengakses pekerjaan. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Penyandang disabilitas desak adanya sejumlah terobosan agar mendapatkan kesempatan sama dalam mengakses pekerjaan. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Gufroni Sakaril mengatakan kurangnya kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mandiri secara ekonomi merupakan masalah masih dihadapi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Para penyandang disabilitas masih kesulitan dalam memasuki dunia kerja karena sejumlah faktor,” ujar Gufroni, Rabu (4/12/2019).
Gufroni merinci misalnya yang menghambat difabel mengakses dunia kerja karena kurangnya materi komunikasi non-verbal khususnya untuk penyandang disabilitas sensorik rungu.
Lalu juga tidak adanya akses mobilitas yang memadai di banyak fasilitas umum dan transportasi public. Selain itu masih sangat terbatasnya kesempatan kerja yang inklusif.
Gufroni pun menyebut belum banyak perusahaan yang peduli dengan kebutuhan disabilitas saat ini. Namun ada beberapa yang membuat kesempatan penyandang disabilitas memiliki kesempatan sama mengakses pekerjaan. Misalnya menjadi driver ojok online di salah satu operator aplikasi yang ada di tanah air.
“Kami mengapresiasi ojek online seperti Grab telah merangkul penyandang disabilitas ke dalam platform mereka dengan berbagai kesempatan bergabung sebagai mitra, dan dengan mendukung upaya kami melalui kampanye donasi. Ini langkah penting mewujudkan masyarakat yang inklusif dan toleran.”ujarnya
ADVERTISEMENT
Gufroni menuturkan pihaknya terbantu dengan platform khusus membantu penyandang disabilitas yang dikembangkan Grab yakni Mendobrak Sunyi.
“Platform itu lebih inklusif dan dapat diakses oleh semua orang, disitu menambahkan teks terjemahan ( subtitles) pada materi video pendaftaran dan pelatihan bagi mitra pengemudi Tuli, dan melatih tim layanan pelanggan ojek online dengan kemampuan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) dasar untuk membantu mitra pengemudi Tuli selama proses ini,” ujarnya.
Suwarto, yang menjadi mitra pengemudi salah satu ojek online di Yogyakarta mengatakan sudah selama satu tahun ini mengikuti pelatihan khusus tambahan tentang cara membantu penumpang penyandang disabilitas terutama yang menggunakan kursi roda.
“Saya sangat bangga dapat mempelajari keterampilan-keterampilan tambahan tersebut sebagai pengemudi dan sebagai manusia untuk membantu orang lain yang membutuhkan,” ujarnya. (atx)
ADVERTISEMENT