Pernikahan Dini Berimbas pada Kehamilan Usia Muda yang Beresiko

Konten Media Partner
7 Juli 2019 18:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kehamilan. Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kehamilan. Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
Angka pernikahan dini di kabupaten Gunungkidul tergolong cukup tinggi. Salah satu imbas yang dapat dirasakan dengan adanya Pernikahan Dini tersebut adalah kehamilan di usia muda.
ADVERTISEMENT
Aprlia Dwi Iriani, dokter dari Rumah Sakit Bedah Adelia mengatakan, hamil di usia sangat muda dapat meningkatkan risiko kesehatan pada wanita dan bayinya. Hal ini karena sebenarnya tubuh belum siap untuk hamil dan melahirkan.
Menurutnya perempuan dalam usia anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan, sehingga jika hamil, pertumbuhan dan perkembangan tubuh akan terganggu. Resikonya akan terjadi pada bayi yang dilahirkan nanti akan mengalami pertumbuhan tidak normal.
"Salah satunya adalah stunting," ujarnya dalam acara "Srawung" Ngobrolin Dampak Pernikahan Anak dan Solusi Pencegahandi Balai Desa Karangduwet, Paliyan, Gunungkidul, Minggu (7/7/2019).
Umumnya, ada empat kondisi kehamilan yang sering muncul akibat pernikahan usia anak, yakni tekanan darah tinggi, anemia, bayi lahir dalam kondisi prematur, dan ibu meninggal saat melahirkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dampak dari pernikahan anak umumnya sering menyebabkan terganggunya kesehatan psikis atau mental wanita. Salah satu ancamannya adalah wanita muda rentan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan mereka tidak memiliki pengetahuan bagaimana caranya terbebas dari kekerasan itu.
"Kekerasan dalam rumah tangga sering terjadi dalam pernikahan anak,"tambahnya.
Hal ini disebabkan karena belum siapnya mental dari kedua pasangan yang menikah untuk menghadapi masalah-masalah yang muncul. Pasangan usia muda ini belum bisa menghadapi persoalan dengan dewasa. (erl/adn)