Pertumbuhan Ekonomi di DIY Alami Peningkatan

Konten Media Partner
7 Agustus 2022 20:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Foto: Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Foto: Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi di wilayah DIY pada triwulan II tahun 2022 ini menunjukkan peningkatan yang cukup bagus. Bahkan jauh lebih baik dibanding dengan peningkatan ekonomi pada triwulan I tahun 2022 yang lalu. Hal ini memang karena ada dukungan kebijakan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Sugeng Ariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi DIY terus berlanjut pada triwulan II 2022. Ekonomi DIY mencatatkan pertumbuhan 5,20% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2022 sebesar 2,91% (yoy).
"Kinerja positif ini dipengaruhi oleh meredanya kasus COVID-19 selama triwulan II 2002 yang disertai dengan pelonggaran mobilitas masyarakat," tutur Sugeng.
Sugeng menyebut, krisis pangan dan energi global memberikan tekanan kepada inflasi domestik sepanjang tahun 2022, khususnya pada komponen energi yang terus menguat.
Inflasi energi akibat krisis global dapat diredam dampaknya melalui kebijakan subsidi pemerintah Sementara Inflasi pangan lebih disebabkan oleh gangguan suplai domestic pada komoditas volatile food akibat kondisi cuaca.
Inflasi Indonesia secara y-on-y mengalami peningkatan yang persisten sepanjang tahun 2022, namun kondisi tersebut masih relatif terjaga Hal ini ditunjukkan di mana Inflasi Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara G20.
ADVERTISEMENT
"Di sisi lain, kebijakan pemerintah untuk memberikan kelonggaran mudik, berpengaruh terhadap meningkatnya konsumsi rumah tangga. Khususnya komponen transportasi, rekreasi dan penginapan, makanan, dan pakaian," terang dia.
Dan menghadapi bulan Ramadhan dan hari raya konsumsi rumah tangga meningkat mencapai 2,10% (yoy) dipengaruhi naiknya konsumsi makanan 1,37%, pakaian naik 3,36%; transportasi naik 5,,33%; rekreasi naik 8,60%; serta penginapan dan hotel naik mencapai 8,39%.
Menurutnya, kenaikan konsumsi ini lebih banyak dilakukan oleh masyarakat golongan pendapatan menengah ke atas melakukan sifting konsumsi untuk kebutuhan yang berkaitan dengan kegiatan hari raya idul fitri yaitu transportasi, rekreasi dan penginapan serta hotel.
Sebagai dampak fenomena musiman yakni mudik dan liburan hari raya, pertumbuhan konsumsi leisure pada kuartal kedua tahun 2022 juga mengalami kenaikan mencapai 8,47%, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan non leisure yaitu naik 1,72%.
ADVERTISEMENT
"Yang termasuk konsumsi leisure yakni konsumsi rekreasi, pendidikan, serta penyediaan makan minum dan akomodasi," terangnya.
Sugeng menyebut, pelonggaran mudik hari raya idul fitri telah menaikkan distribusi konsumsi hotel dan restoran terhadap total konsumsi pada kuartal kedua 2022 mencapai 2,99% bahkan lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemi sebesar 2,96 % pada quartal tahun 2019.
Demikian juga konsumsi rekreasi mencapai 2,33% lebih tinggi dari triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu 2,26% pada quartal tahun 2019. Secara Yoy, pengeluaran pemerintah mengalami penurunan relatif kecil yakni -0,05% Kebijakan pemerintah untuk mendorong belanja produk dalam negeri terasa sangat signifikan.
"Triwulan 2 tahun 2022, belanja barang DIY naik 29,18%," paparnya.
Namun demikian turunnya tunjangan Kesehatan dan berkurangnya tenaga honorer, menyebabkan belanja pegawai turun mencapai – 13,82%, sehingga menekan pertumbuhan komponen ini hingga ke arah negatif. Pembentukan modal tetap bruto triwulan 2 thn 2022, secara qoq mengalami kenaikan sebesar 1,69% sedangkan secara yoy mengalami kenaikan mencapai 4,97%.
ADVERTISEMENT