Petani Bawang Merah di Bantul Sebut Panen Lancar, Tapi Pupuk Langka

Konten Media Partner
19 September 2020 20:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para anggota Gapoktan Desa Tirtohargo Kecamatan Kretek Bantul saat Panen Raya Bawang Merah yang dihadiri anggota DPR RI Gandung Pardiman dan Bupati Bantul Suharsono di lapangan desa itu Sabtu (19/9/2020). Foto: atx/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Para anggota Gapoktan Desa Tirtohargo Kecamatan Kretek Bantul saat Panen Raya Bawang Merah yang dihadiri anggota DPR RI Gandung Pardiman dan Bupati Bantul Suharsono di lapangan desa itu Sabtu (19/9/2020). Foto: atx/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Desa Tirtohargo Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul tengah bersuka cita sekaligus bersedih menyambut musim tanam dan panen bawang merah pada September ini.
ADVERTISEMENT
Para petani senang karena panen bawang merah atau brambang berhasil berjalan lancar dan harganya stabil. Namun di satu sisi mereka juga meradang karena seretnya ketersediaan pupuk yang justru langka dan sulit ditemukan ketika para petani sedang benar-benar membutuhkannya.
“Kami malah seperti teroris, mencari pupuk untuk tanaman bawang merah itu dengan pergi dari satu kecamatan ke kecamatan lain,” ujar Kepala Gapoktan Desa Tirtohargo Kecamatan Kretek Subowo di sela Panen Raya Bawang Merah yang dihadiri anggota DPR RI Gandung Pardiman dan Bupati Bantul Suharsono di lapangan desa itu Sabtu (19/9/2020).
Namun Subowo dalam kesempatan itu juga bersyukur, karena desanya yang notabene terletak paling ujung dari sumber irigasi Bendungan Kamijoro, saat ini sudah tak merasakan diskriminasi penyaluran air. Terutama sejak aduan petani ditindaklanjuti anggota DPR RI asal Bantul Gandung Pardiman dan Bupati Bantul Suharsono.
ADVERTISEMENT
“Syukurlah di titik-titik kritis masa panen ini, desa kami yang sbelumnya hanya dapat jatah pengairan dari Bendung Kamijoro selama 7 jam sehari, sekarang bisa mendapat jatah pengairan tiga hari berturut-turut non-stop. Panen akhirnya berhasil dengan baik,” ujarnya.
Lebih-lebih harga bawang merah juga sedang tinggi saat ini yakni Rp 18-20 ribu per kilogramnya dengan keberhasilan panen per hektar mampu menghasilkan 1,5-2 ton bawang merah.
Anggota DPR RI, Gandung Pardiman menduga kuat hilangnya atau langkanya pupuk jenis Phonska untuk bawang para petani itu karena mensinyalir ada permainan di tingkat hulu.
“Kami menduga penyaluran pupuk ini ada permainan, kami akan urus, kami akan bentuk tim telusuri, agar komoditas pupuk tidak lagi jadi bahan permainan pemilik modal atau orang-orang yang punya kepentingan tertentu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Gandung dalam kesempatan itu juga mengatakan sebetulnya hasil panen bawang di Bantul masih bisa ditingkatkan lagi. “Nanti kami akan bekerjasama dengan LIPI (lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) untuk meningkatkan hasil panen per hektarnya,” ujar anggota Komisi VII DPR RI itu.
Gandung pun menuturkan menjaga keberlangsungan pertanian sebagai swadaya masyarakat pedesaan menjadi bagian penting dalam pengamalan Pancasila.
Ia meminta masyarakat menyadari agar ikut menjaga Pancasila, jangan sampai diperas-peras silanya seperti yang terjadi ketika bergulir Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang kini sudah direvisi.
“Maka dari itu pilihlah pemimpin yang benar benar menjlankan Pancasila dengan baik dan benar. Termasuk dalam Pilkada 2020 nanti, jangan sampai memilih pemimpin atau bupati kedondong, yang luarnya halus tapi dalamnya penuh duri,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu Bupati Bantul Suharsono bersyukur panen raya bawang merah berhasil lancar dan harganya stabil.
Suharsono menuturkan, selama ini ia tak pernah merasa malu untuk mengemis ke pemerintah pusat dan juga DPR RI agar bersedia membantu pembangunan khususnya infrastruktur di Bantul yang butuh modal besar.
Seperti misalnya ia bersama BPBD Bantul pernah meminta bantuan ke pemerintah pusat membantu pembangunan sebuah jembatan vital yang menghubungan sejumlah wilayah di Bantul dengan anggaran Rp 65 miliar.
“Kalau dana sebesar itu mengandalkan APBD jelas suli, maka saya tak pernah malu meminta langsung bantuan ke pusat, tapi mohon masyarakat mengadukan persoalannya sehingga kami juga tahu persoalan yang dihadapi di lapangan,” ujarnya. (atx)