Petani di Bantul Terpaksa Panen Dini Usai Ratusan Hektare Lahan Terendam Banjir

Konten Media Partner
3 Oktober 2022 18:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani sedang memanen kacang tanah di tengah lahan yang terendam banjir. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Petani sedang memanen kacang tanah di tengah lahan yang terendam banjir. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Ratusan hektare lahan pertanian di wilayah kabupaten Bantul terendam air akibat hujan deras yang melanda kawasan ini mulai hari Minggu (2/10/2022) siang sampai Senin (3/10/2022). Padahal di lahan tersebut terdapat berbagai komoditas tanaman yang belum waktunya panen.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Joko Waluyo menuturkan, karena hujan terus menerus terjadi ia langsung berinisiatif melakukan pemantauan di lapangan. Sejak Senin pagi, ia sudah berkeliling mulai dari Srunggo Kapanewon Imogiri, Kapanewon Pundong, Kapanewon Kretek hingga Sanden.
"Pokoknya di daerah yang dilalui sungai besar dan sering dilanda banjir. Saya datangi semua," kata Joko, Senin (3/10/2022).
Dari wilayah yang ia tinjau tersebut ternyata sebagian besar lahannya terendam banjir. Komoditas tanamannya yang terendam paling banyak adalah jenis cabai. Kemudian ada sedikit tanaman bawang merah, kacang tanah dan juga jagung.
Umur tanaman tersebut sangat bervariasi namun belum waktunya dipanen. Hanya saja, tanaman-tanaman tersebut terpaksa harus dipanen oleh pemiliknya untuk menghindari kerugian lebih besar dari petani.
ADVERTISEMENT
"Memang terendam semua. Bahkan di ketinggian, di sawah tadah hujan juga terendam," ungkap dia.
Tanaman bawang merah ia sebut di antaranya di Srunggo dan Nawungan Selopamioro Imogiri, di Baros Kretek dan sebagian di Sanden. Tanaman bawang merah ini tinggal sepekan atau maksimal dua pekan lagi dipanen.
Sementara yang paling banyak adalah tanaman cabai atau Lombok. Karena hampir di seluruh wilayah yang ia datangi ada petani yang menanam cabai. Dan usianya ada yang sudah waktunya dipanen dan ada yang belum.
"Kalau yang kacang tanah dan jagung ada di beberapa titik," ujar dia.
Untuk tanaman cabai, ia meminta kepada petani agar segera menyedot air yang masuk ke lahan mereka menggunakan pompa air. Di samping juga meminta petani untuk membersihkan saluran irigasi mereka.
ADVERTISEMENT
Petani asal Dusun Lanteng Selopamioro Imogiri, Paido mengatakan hujan deras yang mengguyur sejak minggu sore membuat tidurnya tak nyenyak. Sebab ia memiliki tanaman kacang tanah di sawah yang berusia 60 hari.
"Lahan saya ini sebenarnya tadah hujan. Tapi karena hujannya sangat deras dan lama ya banjir," kata dia.
Ia sedih, karena kacang tanah yang seharusnya dua pekan lagi masuk masa panen terendam air hingga ketinggian 25cm. Ia terpaksa memutuskan untuk memanen dini kacang tanahnya meski hanya bisa untuk pakan ternak.
Tak hanya lahan milik Paido saja, seluruh lahan dibulak lanteng seluas 15 hektare terendam air. Dan seluruhnya merupakan komoditi hortikultura, seperti cabai, dan kacang tanah, sehingga dipastikan akan mati setelah terendam air lebih dari 24 jam.
ADVERTISEMENT