news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PHRI Yogyakarta: Aksi Klitih Rusak Citra Pariwisata

Konten Media Partner
5 Februari 2020 10:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua PHRI Deddy Pranowo. Foto: Erfanto
zoom-in-whitePerbesar
Ketua PHRI Deddy Pranowo. Foto: Erfanto
ADVERTISEMENT
Para pelaku industri pariwisata di DIY mulai khawatir dengan aksi klitih yang terus berulang. Mereka khawatir aksi klitih akan merusak citra DIY sebagai destinasi wisata terkemuka di tanah air.
ADVERTISEMENT
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo mengakui jika dibiarkan maka ke depan akan merusak citra DIY sebagai destinasi wisata terkemuka di Indonesia. Ia membenarkan jika Klitih telah mengganggu industri pariwisata.
"Saat ini kompetitor dari DIY berkaitan dengan destinasi wisata berkampanye bahwa DIY sudah tidak aman karena adanya klithih,"ujarnya, Rabu (5/2/2020) di Bantul.
Namun demikian pihaknya telah berusaha melakukan counter isu tersebut dengan mengajak para wisatawan yang ada di DIY untuk berkeliling menggunakan kendaraan roda empat.
Kemudian para wisatawan ini nanti akan diajak untuk menikmati makan malam di lesehan Malioboro. Mereka diharapkan bisa merekam apa yang terjadi di DIY dan mengampanyekan jika DIY aman di media sosial masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Ning yo ra nggo montor (tetapi ya tidak pakai sepeda motor),"ujarnya.
"Justru merekalah yang nanti berbicara terkait dengan kondisi sebenarnya di Yogyakarta,"tambahnya.
Menurutnya, setelah wisatawan tersebut melihat kondisi Yogyakarta secara umum, para wisatawan yang diajak berkeliling tersebut dapat men-counter isu-isu negatif berkaitan dengan aktivitas di wilayah ini.
Dedy menandaskan jika pengaruh isu kritis tersebut untuk dunia pariwisata memang tetap ada. Hanya saja seperti yang ia ungkapkan sebelumnya jika pihaknya berusaha melakukan counter dengan mengajak wisatawan berkeliling.
Ilustrasi pembunuhan. Foto: Shutter Stock
"Nanti wisatawan tersebut yang bertutur sendiri terkait dengan kondisi Yogyakarta yang sebenarnya amat. Yang men-counter mereka-mereka. Kalau kita ya apa yang mereka tulis di medsos kita teruskan ke agent. Itu lho,"tambahnya.
Bahkan pihaknya dengan Polda DIY telah berkoordinasi, termasuk dengan Polsek Gondomanan. Para pelaku pariwisata tersebut telah berkeliling melakukan patroli. Hal tersebut juga untuk mengubah anggapan yang berkembang yaitu menyebutkan jika polisi di Yogyakarta hanya tidur selama ini.
ADVERTISEMENT
Hanya saja pelaku klitih tersebut selama ini memang mencari celah saat-saat polisi tidak melakukan patroli. Inilah yang menjadikan kendala dari pihak Kepolisian. Dan sekarang pihaknya patut gembira karena dari pihak juga mem-backup untuk kegiatan antisipasi klitih tersebut.
"Kita berharap klitih sudah berakhir. Jogja bukan butuh klitih tetapi glidik (bekerja). Bareng-bareng kita ciptakan Jogja yang aman karena pariwisata sangat rentan dengan isu-isu seperti itu,"tandasnya.
Dirinya juga berterima kasih dengan adanya ormas-ormas yang telah mendeklarasikan diri untuk memerangi klitih. Dirinya berharap hal tersebut mampu mengurangi jumlah klitih yang ada di wilayah ini.
"Saat ini kondisinya memang sudah mengkhawatirkan,"ungkapnya.