Pimpinan Ponpes Piyungan Tegaskan Peran Ulama sebagai Pemersatu

Konten Media Partner
18 Februari 2019 23:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tugu Yogyakarta. FOto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tugu Yogyakarta. FOto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Stigma Pesantren sebagai Sarang Teroris masih menjadi pukulan bagi dunia pesantren yang hingga kini belum sepenuhnya hilang dari masyarakat. Padahal dalam sejarah kebangsaan Indonesia, pesantren menjadi salah satu pilar penting bagi kemerdekaan dan pembangunan karakter kebangsaan.
ADVERTISEMENT
Pengasuh Pesantren Binbaz Sitimulyo Piyungan Bantul, Ustad Abu Nida, mengatakan di masa-masa perjuangan hingga mengisi kemerdekaan, bahkan hingga perjalanan bangsa membangun hingga usia ke-73 tahun ini, keterlibatan ulama, pengasuh, dan santri pondok pesantren tak diragukan lagi.
Dalam berbagai situasi, baik faktor politik maupun situasi yang lain, Ulama , pesantren dan masyarakat selalu tampil di garda terdepan dalam menjaga kerukunan dan membentengi umat dari pengaruh adu domba karena kepentingan.
"Saat ini kemajuan teknologi yang begitu canggih harus kita gunakan untuk kegiatan yang mengandung unsur nilai-nilai positif, bukan sebaliknya,"tuturnya saat Silaturahmi kebangsaan bersama ulama Yogyakarta yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Bin Baz Piyungan Bantul, Senin (18/2/2019).
Banyaknya isu hoax yang beredar ditengah tengah masyarakat, ulama, tokoh agama menimbulkan keresahan. Hal ini apabila tidak segera di atasi akan dapat memecah belah bangsa. menurutnya, isu hoax ini akan dapat merusak persaudaraan antar umat, khususnya umat Muslim di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Adanya ulah oknum untuk membuat stigma sebuah konflik dengan memapaparkan isu-isu Hoax bahwa beberapa pesantren merupakan sarang teroris. Hal ini menjadikan sebuah keprihatinan bersama karena mampu memecah belah persatuan dan kesatuan.
Silaturahmi Kebangsaan bersama Ulama Yogyakarta dan masyarakat menolak adanya stigma pesantren sebagai sarang radikali-teroris, anti Pancasila, dan Rukun dalam Kebhinnekaan serta menolak berita Hoax, ujaran kebencian , isu Sara , Provokasi , dan tindakan Anarkis yang dapat memecah belah bangsa.
Pengasuh Pondok Pesantren Binbaz Piyungan ini menandaskan ulama tugasnya itu hanya menyampaikan bagaimana aqidah yang baik dan bagaimana berakhlak yang baik. Sehingga ulama tidak membuat masalah apalagi pondok pesantren punya tanggung jawab santri.
"Jadi kalau ikut ikut campur dalam masalah politik pada masa Pemilu Pondoknya nanti bubar jadi begitu. Nanti yang jadi siapa saja kita tetap Samina wa athona, kita akan taat dan kami tidak mengarahkan ke nomor 1 atau nomor 2 yang penting siapa saja yang jadi nanti agamanya dijaga jangan sampai dipersempit,"tegasnya.
ADVERTISEMENT
Ia berharap Pemilu akan jalan lancar sampai semuanya selesai dengan baik. Dan karena sudah disepakati negara ini demokrasi, nanti kalau kalah menurutnya harus menerima kekalahan dan jangan membuat keributan. Pemilu hanyalah hajatan lima tahun sekali sehingga tidak perlu membuat pecah belah bangsa.
"Yo bagaimana yo kalah menang yo menang jadi kita tidak usah membuat ribut apa ya kalau nggak ada yang penting itu kami menginginkan Ahlussunnah Wal Jamaah tidak ingin ribut tidak ingin apalagi terjadi bentrok nanti untuk penyelesaiannya itu lama apalagi terjadi bunuh membunuh,"tambahnya. (erl/adn)