Polisi Tepis Isu Siswa SD di Temanggung Tewas Dibunuh

Konten Media Partner
10 Oktober 2019 9:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bunuh diri. Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bunuh diri. Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
Kasatreskrim Polres Temanggung, AKP M Afan Armin, menepis adanya isu terkait tewasnya HAN (12) siswa kelas 5 SD di Temanggung yang sebelumnya diketahui tewas menggantung dikabarkan justru meninggal karena dibunuh. Isu itu muncul dari media sosial yang terus bergulir secara liar tanpa diketahui siapa pembuatnnya.
ADVERTISEMENT
Kabar itu banyak memantik reaksi warga lantaran kabar yang beredar liar lewat media sosial baik aplikasi whatsap maupun facebook HAN dibunuh oleh orang tuanya sendiri. Namun polisi buru-buru menepis kabar tersebut dan menyatakan hasil visum tidak ada tanda-tanda bekas penganiayaan.
"Memang ada ada kabar itu, tapi kami tegaskan tidak benar. Dari hasil visum menyatakan tidak ada tanda-tanda penganiayaan. Tapi memang sampai saat ini kami masih terus mendalami kasusnya, jadi pengamatan tulisan yang merupakan pesan terakhir yang diduga dari korban masih diteliti Labfor Polda Jateng,"ujarnya, Rabu (9/10/2019).
Dia pun menjelaskan bahwa penyebab kematian korban karena jejas gantung pada leher hingga mengakibatkan gangguan pertukaran udara pada pernafasan hingga mati lemas. Saat diautopsi sekitar pukul 12.30 pihak medis menyatakan kematian korban sudah lebih dari delapan jam. Hal itu dicocokan dengan informasi kali pertama keberadaan korban selepas subuh.
ADVERTISEMENT
"Kami imbau kepada masyarakat terkait adanya pesan-pesan tidak benar yang beredar jangan langsung percaya tapi lebih baik di cek dulu. Kami dari Polres Temanggung sudah memiliki sarana baik telpon maupun media sosial untuk klarifikasi terkait informasi-informasi yang beredar di masyarakat dan kami akan membalas pesan tersebut terkait kebenarannya,"katanya.
Sebelumnya sehari pasca tewasnya HAN (12), warga Kelurahan Butuh Kecamatan Temanggung pada Senin (7/10), beredar pesan berantai via media sosial seperti whatsap. Setidaknya ada dua pesan yang tidak jelas siapa pembuatnya namun sudah terlanjur dikonsumsi publik.
Pesan pertama diberi judul gantung diri dengan huruf di bold (tebal), kemudian menjelaskan tanggal dan waktu kejadian gantung diri di Keluarahan Butuh berikut alamat dan nama lengkap korban termasuk kronologinya seperti laporan resmi aparat. Pesan kedua yang tidak jelas menyebut bahwa korban HAN dibunuh dengan cara dicekek oleh bapaknya dan ada sidik jari tangan ibu tirinya.
ADVERTISEMENT
"Sekali lagi isu itu tidak benar. Kami minta masyarakat untuk tidak begitu saja percaya dengan kabar dari media sosial lebih baik dicermati ditelaah dulu. Sebab jika ada perkembangan kepolisian pasti akan memberikan informasi terutama lewat pemberitaan media yang benar,"katanya. (ari/adn)
*------------------------
Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri anda sendiri, yang memiliki kecenderungan bunuh diri.*
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat, atau mengontak sejumlah komunitas untuk mendapat pendampingan LSM Jangan Bunuh Diri via email [email protected] dan saluran telepon (021) 9696 9293, dan Yayasan Pulih di (021) 78842580.